News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dua Gadis Aceh Jadi Korban Perdagangan Manusia di Malaysia, Diperkerjakan di Rumah Bordil

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPRK Aceh Besar, Iskandar Ali didampingi Abdul Mucthi, anggota DPRK Aceh Besar dari Fraksi PAN, berbincang dengan dua gadis asal Pidie dan Aceh Tamiang yang menjadi korban human traficking di Malaysia, Selasa (10/1/2023).

Namun ia enggan menyebutkan namanya. 

Baca juga: Jadi Mucikari yang Feminin di Series Scandal 2, Ibnu Jamil Perdana Pakai Lipgloss 

"Dengan dijanjikan gaji besar, anak-anak muda ini tergiur. Khususnya perempuan,” paparnya.

“Tapi pas sampai di Malaysia, mereka langsung dipegang oleh para mafia di sana,” ulas dia.

“Jika tidak melayani customer, mereka akan mendapat kekerasan," terang T Haikal kepada Serambinews.com, Kamis (12/1/2023).

Bahkan, menurut pengakuan korban, mereka pernah dipaksa melayani dalam satu malam itu 20 orang pria ‘hidung belang’. 

Karena hal tersebut, ia mewakili masyarakat Aceh yang ada di Malaysia berharap, agar Pemerintah Aceh harus serius menangani dan tidak tutup mata perihal kasus perdagangan manusia ini. 

Sebab, menurut pengakuan korban, ia membuat paspor di Batam hanya bermodalkan KTP saja.

Korban harus membayar Rp 5 juta, untuk bisa mendapat paspor tersebut. 

"Harus diperketat dalam pembuatan paspor, apalagi anak perempuan. Karena kita tidak mau mereka jadi korban," pungkasnya.(*)

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Memilukan! Dua Gadis Aceh Dipaksa Layani 20 Pria Semalam, Jadi Korban Human Trafficking di Malaysia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini