"Pembentukan pulau baru terjadi dalam istilah geologi disebut patahan, di mana proses pengangkatan penurunan daratan terjadi akibat mekanisme siklus gempa," kata Eko.
Menurutnya, pengangkatan dan penurunan daratan oleh mekanisme siklus gempa, disebabkan dua fase utama.
Yakni inter seismic, yang merupakan fase awal gempa bumi dan fase coseismic adalah fase ketika gempa tektonik terjadi.
"Seperti yang pernah terjadi pada kasus gempa tsunami Aceh tahun 2004, munculnya pulau dengan ketinggian mencapai tiga meter," katanya.
Baca juga: Berpotensi Tsunami, Ini Titik Gempa Magnitudo 7,9 Guncang Maluku
Dalam kejadian di Tanimbar, kemungkinan laut dangkal sehingga ketika gempa menyentak, maka dasar laut dangkal ini bisa menyembul ke atas permukaan laut menjadi pulau baru.
"Untuk mengonfirmasi prosesnya seperti apa sebelum kejadian gempa, kemungkinan masyarakat sudah mengamati apakah laut dangkal relatif dekat dengan permukaan air sehingga dengan sekali hentakan kejadian gempa, maka kemudian seolah-olah muncul menjadi pulau baru," katanya.
Penjelasan BMKG: Gunung Api Lumpur
Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maluku menduga munculnya daratan serupa pulau pasca gempa 7,5 Magnitudo adalah gunung api lumpur.
Menurut Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Maluku, Lutfi Pary, kejadian itu disebut Mud Vulcano atau jika diartikan dengan bahasa Indonesia berarti gunung api lumpur.
"Biasanya kita kenal dengan istilah Mud Vulcano. Saat itu muncul daratan atau pulau di sekitar situ pasca gempa. Jadi Mud Vulcano memiliki arti sendiri kalau di-Indonesia-kan semacam gunung api lumpur," kata Lutfi kepada TribunAmbon.com, Selasa (10/1/2023).
Dia menjelaskan, proses Mud Vulcano biasanya terjadi dengan dikeluarkannya material dari dalam bumi yang kemudian terjadi penumpukan daratan.
Fenomena serupa juga pernah terjadi di Pakistan.
Saat itu, gempa dengan skala 7,8 Magnitudo mengguncang Pakistan pada 2013 lalu dan muncul lah fenomena serupa.
“Jadi kejadian itu memang serupa makanya kita duga kalau utu adalah gunung api lumpur. Jadi untuk membuktikannya memang perlu kajian lebih dalam,” tandasnya.