TRIBUNNEWS.COM, AMBON - Dua fenomena tak biasa muncul pasca gempa Magnitudo 7,5 yang mengguncang Maluku pada Selasa (10/1/2023) lalu.
Fenomena pertama adalah munculnya 'Pulau Baru' di Desa Teneman, Kecamatan Wuarlabobar, Kabupaten Kepulauan Tanimbar pasca gempa 7,5 Magnitudo.
Selain munculnya Pulau Baru, ada juga luapan lumpur hingga membentuk kawah.
Diduga kawah ini terjadi sebelumnya adanya gempa beberapa hari lalu.
Baca juga: KM Sabuk Nusantara 71 Sore Ini Bawa 2 Ton Logistik untuk Korban Gempa Bumi di Maluku
Kepala Dinas (Kadis) komunikasi dan informasi (Kominfo) KKT, Junus Frederick Batlayeri mengatakan, warga setempat menganggap itu merupakan fenomena aneh yang disaksikan pasca gempa terjadi.
"Kami lihat ada timbul keanehan-keanehan setelah gempa," kata Frederick melalui telepon, Selasa siang.
Dia menyebutkan, fenomena aneh itu muncul berupa timbulnya material lumpur yang berbentuk seperti pulau.
Ia menduga, material lumpur itu muncul lantaran guncangan gempa yang terlalu kuat.
"Jadi mungkin gempanya cukup besar sehingga muncul keanehan ini," ungkapnya.
Luapan Lumpur di Pulau Kabawa
Selain Pulau Baru, muncul juga luapan lumpur hingga membentuk kawah pasca gempa 7,5 magnitudo, Selasa (10/1/2023) lalu.
Kawah ini muncul di Pulau Kabawa, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku.
Fenomena itu membuat Markas Besar TNI Angkatan Laut mengirim tim ke pulau tersebut untuk melakukan penelitian.
Baca juga: Gempa Maluku Turut Dirasakan di Papua Barat: Warga Berhamburan ke Tempat Lebih Tinggi
Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IX Ambon, Brgjen TNI (Mar) Said Latuconsina membenarkan adanya fenomena luapan lumpur di Pulau Kabawa.
"Iya, benar, ada luapan lumpur yang membentuk kawah di pulau itu," kata Said, Kamis (12/1/2023).
Said belum memastikan kapan tepatnya luapan lumpur tersebut muncul.
Namun diduga fenomena itu terjadi sebelum gempa M 7,5 mengguncang Maluku.
Dia mengatakan untuk memastikan kondisi, tim dari Pusat Hidro Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) kini telah diterjunkan ke Tanimbar.
Adapun tim dari Pushidrosal yang dikerahkan untuk meneliti luapan lumpur di pulau Kabawa itu berjumlah 10 orang dan dipimpin oleh Mayor Tarjono.
"Iya justru itu, ini sekalian tim dari Pusat Hidro Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) sudah berangkat ke sana pagi tadi untuk melakukan survei dan meneliti itu. Tadi tim sudah berangkat dengan pesawat ke sana,” katanya.
Said mengaku selain meneliti luapan lumpur di Pulau Kabawa, tim Pushidrosal juga akan meneliti terbentuknya pulau baru di Desa Teineman, Kecamatan Wuar Labobar, Kepulauan Tanimbar yang muncul setelah gempa M 7,5 mengguncang wilayah itu.
“Iya, justru pulau baru itu yang jadi fokus utama (tim ke sana) nanti kalau ada yang lain-lain mereka juga akan tangani,” katanya.
Baca juga: BMKG Maluku Ungkap Alasan Terlambat Informasikan Gempa Magnitudo 7,9
Terkait dengan waktu penelitian tim Pushidrosal di Pulau Kabawa dan pulau baru di desa Teineman, Said mengaku hal itu tergantung kebutuhan tim di lapangan.
“Nanti mereka yang di lapangan yang lebih tahu. Nanti info lebih lanjut akan kami sampaikan lagi,” katanya.
Sementara itu Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut Saumlaki Letkol Laut Anddi Kristianto mengakui luapan lumpur yang membentuk kawah terjadi sebelum gempa M 7,5 di Maluku.
“Iya ada luapan lumpur yang muncul di tengah-tengah pulau membentuk kawah. Luapan lumpur ini sudah terjadi sebelum gempa,” katanya.
Penjelasan BRIN: Patahan Gempa Bumi
Sementara itu Peneliti dari Pusat Riset Geoteknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eko Yulianto mengatakan fenomena itu disebabkan karena patahan gempa bumi usai gempa M 7,5 di Maluku.
"Pembentukan pulau baru terjadi dalam istilah geologi disebut patahan, di mana proses pengangkatan penurunan daratan terjadi akibat mekanisme siklus gempa," kata Eko.
Menurutnya, pengangkatan dan penurunan daratan oleh mekanisme siklus gempa, disebabkan dua fase utama.
Yakni inter seismic, yang merupakan fase awal gempa bumi dan fase coseismic adalah fase ketika gempa tektonik terjadi.
"Seperti yang pernah terjadi pada kasus gempa tsunami Aceh tahun 2004, munculnya pulau dengan ketinggian mencapai tiga meter," katanya.
Baca juga: Berpotensi Tsunami, Ini Titik Gempa Magnitudo 7,9 Guncang Maluku
Dalam kejadian di Tanimbar, kemungkinan laut dangkal sehingga ketika gempa menyentak, maka dasar laut dangkal ini bisa menyembul ke atas permukaan laut menjadi pulau baru.
"Untuk mengonfirmasi prosesnya seperti apa sebelum kejadian gempa, kemungkinan masyarakat sudah mengamati apakah laut dangkal relatif dekat dengan permukaan air sehingga dengan sekali hentakan kejadian gempa, maka kemudian seolah-olah muncul menjadi pulau baru," katanya.
Penjelasan BMKG: Gunung Api Lumpur
Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maluku menduga munculnya daratan serupa pulau pasca gempa 7,5 Magnitudo adalah gunung api lumpur.
Menurut Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Maluku, Lutfi Pary, kejadian itu disebut Mud Vulcano atau jika diartikan dengan bahasa Indonesia berarti gunung api lumpur.
"Biasanya kita kenal dengan istilah Mud Vulcano. Saat itu muncul daratan atau pulau di sekitar situ pasca gempa. Jadi Mud Vulcano memiliki arti sendiri kalau di-Indonesia-kan semacam gunung api lumpur," kata Lutfi kepada TribunAmbon.com, Selasa (10/1/2023).
Dia menjelaskan, proses Mud Vulcano biasanya terjadi dengan dikeluarkannya material dari dalam bumi yang kemudian terjadi penumpukan daratan.
Fenomena serupa juga pernah terjadi di Pakistan.
Saat itu, gempa dengan skala 7,8 Magnitudo mengguncang Pakistan pada 2013 lalu dan muncul lah fenomena serupa.
“Jadi kejadian itu memang serupa makanya kita duga kalau utu adalah gunung api lumpur. Jadi untuk membuktikannya memang perlu kajian lebih dalam,” tandasnya.
Tim Hidro-oseanografi TNI AL Teliti Fenomena Munculnya Pulau Baru
Tim Pusat Hidro-oseanografi Angkatan Laut akan meneliti munculnya 'Pulau Baru' di Desa Teneman, Kecamatan Wuarlabobar, Kabupaten Kepulauan Tanimbar pasca gempa 7,5 Magnitudo.
Kedatangan Tim Pusat Hidro-oseanografi TNI AL itu dikonfirmasi Danlanal Saumlaki Letkol laut (P) Andi Kristianto, Kamis (12/1/2023).
Kristianto menuturkan tim pusat Hidro-oseanografi datang khusus meneliti fenomena pulau baru, bertepatan dengan Kunjungan Kerja Kepala BNPB, Kamis.
Pasalnya, ada informasi Pulau tersebut bukanlah Pulau Baru melainkan sudah pernah ada sebelumnya.
"Tim Hadir beserta peralatan yang diperlukan. Kami akan membantu melaksanakan peninjauan lokasi ini kemudian menuju ke lokasi larat dengan kesatuan untuk mendukung kegiatan ini. Ada informasi juga bahwa pulau yang timbul, Sebenarnya bukan pulau baru namun bagaimana akhirnya dia muncul ke permukaan akibat gempa kemarin," kata Kristianto.
Berdasarkan informasi dari warga setempat, pulau tersebut awalnya gosong pasir atau lumpur ataupun karang.
Biasanya, pulau tersebut akan muncul bila air pasang.
"Namun pada saat air pasang pulau tersebut tenggelam namun gempa kemarin Pulau ini pada saat air pasang tetap berada di permukaan berarti adanya peningkatan ketinggian dan kami menerima laporan kurang lebih 1 sampai 2 meter dari posisi air laut," jelasnya.
Tim Hidro-oseanografi bakal meneliti lebih lanjut selama 30 hari kedepan.
"Hari ini tiba 10 orang bersama peralatan lengkap dan langsung menuju lokasi. Dimana dari Larat, Kecamatan Tanimbar Utara (Tanut) akan diantar ke Desa teneman yang berjarak sekitar 37 kilo meter dengan jarak tempuh 2 jam dari kota larat ibu kota Kecamatan Tanimbar utara," tandasnya.
(TribunAmbon.com, Tanita Pattiasina) (Kompas.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunAmbon.com dengan judul Fenomena Munculnya Pulau Baru di Tanimbar Usai Gempa Bakal Diteliti Tim Hidro-oseanografi TNI AL