News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perampokan di Rumah Wali Kota Blitar

Polisi Ungkap Perampok Rumah Dinas Wali Kota Blitar Lihai: Gunakan Cara Ini Agar Tidak Terdeteksi

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

tiga dari lima orang pelaku perampokan perampok Rumah Dinas Wali Kota Blitar, Santoso, di Jalan Sudanco Supriyadi, Sananwetan, Kota Blitar, sejak Senin (12/12/2022), berhasil ditangkap Tim Jatanras Polda Jatim

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA -  Polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku yang merampok  Rumah Dinas Wali Kota Blitar, Santoso, di Jalan Sudanco Supriyadi, Kota Blitar, Jawa Timur.

Polisi butuh waktu 24 hari sebelum Polda Jawa Timur menangkap tiga dari lima pelaku pada Kamis (12/1/2023).

Baca juga: Hampir 2 Pekan Perampok Rumah Dinas Wali Kota Blitar Belum Tertangkap, Ini Kata Santoso

Tiga pelaku perampokan tersebut ternyata bukan amatir. Ketiganya adalah residivis yang kerap masuk penjara.

Satu dari tiga pelaku yang ditangkap merupakan otak dari perampokan tersebut.

Ia bernama Mujiadi (54) kelahiran Lumajang yang menetap di Bekasi.

Pelaku kerap beraksi

Kanit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim Kompol Trie Sis Biantoro mengatakan, para pelaku merupakan anggota sebuah komplotan yang kerap melakukan aksi perampokan di sejumlah tempat kawasan Jatim. 

Mereka memiliki keberanian yang lebih menjalankan aksi kejahatan kelas berat, karena berkali-kali keluar masuk penjara, dan tak memiliki rasa kapok.

Terbukti, beberapa hari sebelum merampok rumah dinas Wali Kota Blitar tersebut, para pelaku sempat merampok sebuah gudang distributor perusahaan rokok ternama yang berkantor di Pasuruan, dengan kerugian Rp200 juta, pada Senin (11/11/2022).

Baca juga: Otak Perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar Dapat Bagian Rp140 Juta, Pelaku Lain Rp100 Juta Lebih

Sehingga, ungkap Trie Sis, mudah saja para komplotan tersebut menargetkan sebuah lokasi bangunan yang dianggap mereka memiliki sistem keamanan yang lemah.

Salah satunya, rumah dinas untuk diobok-obok, lalu dikuras harta bendanya. 

"Iya karena mereka kerap keluar masuk penjara. Kecenderungannya memiliki keberanian untuk melakukan perampokan. Mereka residivis berbagai wilayah, (termasuk) di Papua. Iya berani berdasar pengalaman," katanya saat dihubungi TribunJatim.com, Kamis (14/1/2023). 

Berdasarkan keterangan dari para tersangka. Tri Sis Biantoro menerangkan, sebelum menjalankan aksi perampokan tersebut, para pelaku mulai mempelajari tata letak dan situasi di rumah dinas, dari kejauhan selama sepekan.

Tiga dari lima orang pelaku perampokan perampok Rumah Dinas Wali Kota Blitar. (TRIBUNJATIM.COM/LUHUR PAMBUDI)

Mereka memarkirkan mobil di dekat rumah dinas melihat berapa jumlah orang yang berjaga, mempelajari situasi di dalamnya dari luar. 

Termasuk menentukan, kapan saja waktu yang tepat aktivitas; lalu lalang para petugas jaga di dalam rumah dinas tersebut, mulai berhenti. 

"Karena itu menyandera. Kan seminggu sebelum kejadian mereka sudah gambar, rumah wali kota. Lalu waktu kejadian mereka langsung masuk dan penjaganya lagi tidur, Satpol PP itu, langsung disekap, ditali, satu korban disuruh menunjuk nunjukin lokasi," jelasnya. 

Bahkan, selama kurun waktu sepekan itu para pelaku juga mempelajari denah kawasan Kota Blitar memetakan lajur akses jalan yang akan dimanfaatkan melakukan pelarian, seusai menjalankan aksi perampokan. 

Baca juga: Tiga dari Lima Pelaku Perampokan Rumah Dinas Ditangkap, Wali Kota Blitar Mengaku Tidak Kenal Pelaku

Trie Sis mengungkapkan, mereka juga memanfaatkan aplikasi penunjuk lokasi dalam fitur mesin pencarian Google membaca karakter dan kondisi ruas jalan di sekitar area rumah dinas. 

Ternyata, para pelaku memilih ruas jalan alternatif yang terbilang terpencil atau jarang dilalui kendaraan. Seperti jalan perkampungan yang masih terhubung dengan jalan utama.

Karena, para pelaku menganggap ruas jalan tersebut terbilang minim terpasang kamera pengawas CCTV. 

"Mereka sebelumnya seminggu itu, pakai Google Maps. Dia mempelajari di Blitar jalan jalan mana. Iya karena kota Blitar tidak terlalu luas dan rumit, dia hafalin, dan dia lewat jalan jalan kampung," ungkapnya. 

Setelah berhasil kabur dan menjauh dari rumah dinas, dengan membawa sejumlah uang dan perhiasan hasil rampokan, dan melintasi ruas jalan perkampungan yang telah dipelajari. 

Selanjutnya, para pelaku melanjutkan pelariannya ke Kota Bogor. Di sebuah lokasi yang dijadikan tempat singgah sementara, para pelaku lantas membagi uang dan perhiasan hasil rampokan. 

Baca juga: Polisi Tangkap 3 dari 5 Pelaku Perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar, Rekaman CCTV Jadi Bukti

Pembagian jumlah nominal uang rampokan itu didasarkan pada porsi kerja dan modal yang dikeluarkan oleh masing-masing tersangka. 

Tentunya, Mujiadi merupakan tersangka yang memiliki pembagian uang hasil rampokan cukup besar, yakni sekitar Rp140 juta, ditambah tiga jam tangan milik istri korban. 

Karena, Mujiadi merupakan otak, koordinator, sekaligus si pemilik mobil Toyota Kijang Innova yang menjadi sarana aksi kejahatan perampok tersebut. 

Namun, terlepas dari itu semua. Sebagai upaya untuk menghilangkan jejak. Trie Sis mengungkapkan, para pelaku berupaya membuang semua benda-benda yang melekat pada tubuh mereka selama menjalankan aksi ke dalam sungai. 

"Dia kan juga menghilangkan jejak. Pintar. Mereka buang semua benda yang dipakai ke sungai," jelasnya. 

Baca juga: ART di Jakarta Timur Dibunuh Keponakan Majikan, Motif Pelaku Curi Barang Berharga

Selain itu, setelah memperoleh pembagian uang hasil rampokan. Para pelaku dalam komplotan tersebut, mengatur pola komunikasi secara khusus. 

Yakni, selama kurun waktu sebulan dari hari saat mereka berpencar. Mereka tidak akan mengaktivasi ponsel yang biasa mereka gunakan untuk berkomunikasi secara khusus. 

"Kemudian mereka matikan HP; kita jangan komunikasi dulu, sebulan lagi kita beraksi lagi, gitu mereka," ujar Trie Sis seraya menirukan kalimat yang digunakan para pelaku saat berkomunikasi. 

Pola komunikasi khusus yang sengaja diterapkan itu, diakui oleh Trie Sis, cukup menyulitkan personelnya melacak keberadaan para pelaku. 

Terkadang mereka sesekali memanfaatkan nomor ponsel yang telah teridentifikasi petugas, berkomunikasi. Namun, durasi waktu aktivasinya begitu singkat. Tidak lebih dari tiga menit. 

Trie Sis mengakui, personelnya memanfaatkan celah tersebut guna melacak keberadaan pelaku. 

Namun, singkatnya momentum masa aktivasi ponsel yang dilakukan oleh para pelaku, membuat, personelnya kewalahan. 

Tak pelak, hal tersebut membuat, proses pengejaran para pelaku pengungkapan kasus tersebut, terbilang membutuhkan waktu yang terbilang lama. 

"Kadang terdeteksi di Bogor. Kadang hilang. Kita datangi ke Bogor, ternyata aktif lagi di Semarang. Mudah ganti kota," keluh Trie Sis. 

Baca juga: Pria di Sleman Ini Rampok Cewek yang Baru Dikenalnya di Aplikasi Michat

Trie Sis tak menampik, keberhasilan personelnya mengungkap kasus tersebut juga dibantu oleh mekanisme pelacakan terduga pelaku menggunakan metode analisis DNA melalui prosedur Crime Science Investigation (CSI). 

"Dan semua berhasil terprofil, iya karena DNA. Metode Scientific Investigation," pungkasnya. 

Sementara itu, Kabid Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim Kombes Pol Sodiq Pratomo menerangkan, dalam memaksimalkan proses CSI dalam pengungkapan kasus itu, pihaknya telah menghimpun video dari 33 titik CCTV di area dalam dan luar area rumah dinas. 

Diantaranya, 16 titik CCTV di kawasan rumah dinas. Kemudian, 17 titik CCTV di sejumlah ruas jalanan sekitar rumah dinas, sebagai pembanding. 

"Kemudian jumlah tersangka dari tiga orang, ada barang bukti yang kami sita dan kami lakukan tes DNA di antara barang bukti ini adalah tali yang digunakan mengikat Satpol PP di pos depan ditemukan profil DNA dari dua tersangka," ujar Sodiq, dalam konferensi pers di Gedung Bidang Humas Polda Jatim. 

Sekedar diketahui, setelah melakukan penyelidikan selama kurun waktu 24 hari, tiga dari lima orang tersangka perampok rumah dinas Wali Kota Blitar berhasil ditangkap oleh anggota Tim Jatanras Polda Jatim. 

Tersangka pertama, Mujiadi (54). Kelahiran Pronojiwo, Lumajang, yang tinggal menetap di Bekasi Utara. Merupakan otak, pimpinan sekaligus koordinator aksi perampokan tersebut. 

Tersangka kedua, Asmuri (54) warga Bandar Lampung. Perannya, mengikat tangan dan kaki salah satu petugas Satpol PP yang sedang berjaga di pos menggunakan tali dan borgol serta mmenutup mata dan mulutnya menggunakan lakban warna hitam sambil melakukan pengancaman. 

Tersangka ketiga, Ali Jayadi (57) warga Jombang. Perannya, mengikat tangan dan kaki salah satu petugas Satpol PP yang sedang berjaga di pos menggunakan tali dan borgol serta menutup mata dan mulutnya menggunakan lakban warna hitam

Reaksi Wali Kota Blitar

Wali Kota Blitar, Santoso, mengucapkan terima kasih kepada jajaran kepolisian yang telah menangani kasus perampokan yang dialaminya.

Ia juga berterima kasih kepada para ASN kota Blitar yang ikut mendoakan kasus ini terungkap dan para pelaku dapat ditangkap.

Baca juga: 5 FAKTA 3 Polisi di Medan Coba Rampok Warga: Kronologi Kejadian hingga Nasib Para Oknum Sekarang

"Pertama, saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Kapolda Jatim beserta jajarannya, yang telah bekerja keras, yang telah menunjukkan pelaku, ada tiga orang yang sudah tertangkap."

"Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Blitar Kota beserta jajarannya yang ikut membantu mengungkap kasus itu," ucapnya, Kamis (12/1/2023), dikutip dari Surya.co.id.

"Tidak lupa, saya ucapkan terima kasih kepada masyarakat dan ASN Kota Blitar yang ikut mendoakan agar kasus segera terungkap," imbuhnya.

Santoso mengetahui kabar penangkapan tiga pelaku perampokan melalui siaran televisi di ruang kerjanya.

Meskipuan belum semua pelaku ditangkap, Santoso mengapresiasi adanya progres dalam kasus perampokan yang sempat membuat sang istri trauma.

"Dalam waktu satu bulan, pelakunya sudah tertangkap meskipun belum semuanya. Ini menjadi pelajaran berarti bagi kita semua," ujarnya.

Lebih lanjut, Politisi PDI Perjuangan ini mengaku tidak mengenali para pelaku perampokan.

Lantaran, saat kejadian ia tidak bisa melihat karena disekap bersama istrinya.

Selain itu, ia juga mengalami penganiayaan karena menolak memberitahu lokasi penyimpanan uang.

"Saya disekap, mata saya tidak bisa melihat, tidak ada yang kenal (pelaku). Yang jelas saya menghargai upaya yang dilakukan Polda, setidaknya ada tiga pelaku yang tertangkap, saya doakan semoga yang dua segera tertangkap," pungkasnya.

Polisi Masih Lakukan Pengembangan

Satreskrim Polres Blitar Kota bekerja sama dengan Tim Gabungan Jatanras Polda Jatim menangkap 3 dari 5 pelaku perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar.

Kanit III Subdit III Jatanras Direskrimum Polda Jatim, Kompol Trie Sis Bintoro, membenarkan penangkapan ini, namun belum dapat merinci para pelakunya.

Hal ini dikarenakan petugas masih akan melakukan pengembangan terkait kasus yang menimpa Wali Kota Blitar, Santoso.

Baca juga: Polisi Tangkap Rampok Bersenjata Api Bobol Minimarket, Modusnya Siram Bensin Hingga Bakar Kasir

"Benar tiga tersangka sudah berhasil kami tangkap dari beberapa lokasi berbeda. Nanti, akan disampaikan langsung dalam rilis lebih lengkap," jelasnya pada Kamis, dikutip dari TribunJatim.com.

Penangkapan ini dilakukan setelah polisi dapat mengenali ciri spesifik empat dari lima pelaku berdasarkan hasil rekaman CCTV.

Kamera CCTV yang berada di depan pagar rumah dinas sempat merekam wajah para pelaku ketika berjalan ke halaman.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Perampok Rumah Dinas Wali Kota Blitar Matikan Ponsel Selama Sebulan, Rencanakan Aksi di Tempat Lain

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini