TRIBUNNEWS.COM - Beberapa daerah di Indonesia telah resmi melarang siswa untuk membawa permainan lato-lato ke sekolah.
Terbaru ada Kota Magelang, Jawa Tengah.
Permainan yang sedang ramai ini mendapatkan perhatian khusus dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang.
Pihak Disdikbud pun mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang berisikan larangan membawa lato-lato ke sekolah.
SE tersebut ditujukan kepada kepala sekolah PAUD/TK, SD/MI, dan SMP/MTs, negeri maupun swasta.
Mengutip TribunJogja.com, Imam Baihaki selaku Kepala Disdikbud Kota Magelang mengatakan ada dua poin dalam SE yang dikeluarkan.
Pertama, kepala sekolah diminta untuk memberikan edukasi kepada pendidik, peserta didik, dan warga sekolah lainnya soal bahaya penggunaan nitrogen cair siap saji.
Yang kedua, melarang siswa untuk membawa lato-lato dan memainkan lato-lato di lingkungan sekolah.
“Kami membuat surat edaran berkaitan dengan pelarangan lato-lato dan imbauan untuk tidak mengonsumsi ciki mengandung nitrogen (ciki ngebul). Kami tidak perlu menunggu kejadian yang ada di Kota Magelang, tapi di daerah lain sudah kejadian sebagai pembelajaran,” katanya pada Selasa (17/01/2023).
Ia mengungkapkan, membawa lato-lato ke sekolah bisa mengganggu konsentrasi kegiatan belajar mengajar.
“Iya (dilarang bawa lato-lato) karena mengganggu konsentrasi. Pagi-pagi sudah taktek...taktek, kemudian dia harusnya konsentrasi belajar menjadi tidak siap untuk belajar,” terangnya.
Salah seorang orang tua murid mengaku setuju dengan adanya SE tersebut.
Baca juga: Sambut Kedatangan Jokowi, Sejumlah Anak Berdiri di Tepi Jalan Sambil Bermain Lato-lato
"Sangat setuju ya, kalau lato-lato itu dilarang dibawa ke sekolah. Karena, di sekolah itu kan tempatnya belajar. Kita aja kalau di rumah dengarnya pusing, berisik. Jadi, di sekolah ya sudah belajar, nanti kalau selesai pulang ke rumah ndak papa main lagi. Daripada main handphone terus, yang penting tau waktu aja," terangnya.
Disdikpora DIY soal Lato-lato
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DI Yogyakarta juga turut menanggapi soal permainan lato-lato.
Pihak Disdikpora sementara ini belum berencana melarang siswa SMA/SMA untuk membawa lato-lato ke sekolah.
Meski begitu, pihak sekolah boleh melarang membawa lato-lato ke sekolah, jika dinilai mengganggu kegiatan belajar mengajar.
Hal tersebut diungkapkan oleh kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya.
"Ya kalau sekolah asalkan nggak pas pelajaran masih diperkenankan. Kita masih belum melarang. Mengganggunya kan karena suaranya," ucapnya seperti yang diwartakan TribunJogja.com, Rabu (11/1/2023).
Didik menambahkan, permainan lato-lato juga memiliki manfaat.
Baca juga: Permainan Lato-lato: Kata FSGI soal Bawa ke Sekolah hingga Tanggapan Disdik Kabupaten Ciamis
Manfaat tersebut adalah melatih motorik anak dan dapat mengalihkan anak atau pemainnya dari kecanduan gadget.
"Kita belum melihat tingkat bahayanya permainan itu ya, kalaupun ke sekolah dilarang membawa itu ya kebijakan masing-masing sekolah. Daripada dia main gadget terus," jelasnya.
Ia juga mengimbau untuk para guru agar aktif mengarahkan peserta didiknya, termasuk melakukan pengawasan pada siswa yang bermain lato-lato.
"Itu kan sebenarnya latihan keterampilan ya ketenangan keseimbangan antara pikiran dan pergerakan tangan asalkan mainnya tidak jam pelajaran tidak ada masalah. Tapi itu juga perlu pemantauan dan pengawasan orangtua juga," pungkasnya.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunJogja.com, Nanda Sagita Ginting, Yuwantoro Winduajie)