TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Sejumlah oknum anggota perguruan silat menyerang seorang remaja berinisial GKP (17) hanya karena kaos yang dikenakan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Minggu (5/2/2023).
Nahas, bibi GKP, Sri Wahyuni (42) turut menjadi korban pengeroyokan karena berusaha melindungi korban.
Baca juga: Tujuh Oknum Anggota Perguruan Silat Diduga Pelaku Pembunuhan Penjual Nanas di Gresik, 5 Pelaku Buron
"Dua korban sempat dirawat di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung, lalu kami pindahkan ke Rumah Sakit Bhayangkara," terang Kapolres Tulungagung, AKBP Eko Hartanto, Senin (6/2/2023).
Menurut Eko, saat itu ada konvoi anggota perguruan silat dari Trenggalek.
Mereka baru saja menghadiri acara aqiqah salah satu anggota perguruan silat.
Karena bukan kegiatan resmi, kegiatan ini tidak mendapat pengawalan polisi.
"Kegiatan ini tidak dilaporkan karena hanya menghadiri aqiqah, bukan kegiatan perguruan silat. Namun ternyata jumlah mereka sangat banyak," sambung Eko.
Dalam perjalanan pulang ini rombongan sempat ada konflik dengan anggota perguruan silat lain.
Baca juga: Polres Kediri Tangkap 15 Anggota Perguruan Silat Karena Terlibat Pengeroyokan
Nahas bagi GKP yang memboncengkan Sri Wahyuni, karena berpapasan dengan rombongan para pendekar silat ini.
Dia langsung menjadi amukan puluhan pendekar ini.
"Jadi korban ini keluar dari gang mengendarai Yamaha NMax langsung berpapasan dengan rombongan. Kebetulan dia pakai kaus perguruan silat lain," ungkap Eko.
Diduga karena kaus dari perguruan silat yang dianggap lawan, GKP menjadi sasaran pengeroyokan.
Kausnya ditarik dan suruh lepas, lalu dia dipukuli.
Saat itu lah Sri Wahyuni berusaha melindungi keponakannya itu dari amukan massa.
Baca juga: Polres Kediri Tangkap 15 Anggota Perguruan Silat Karena Terlibat Pengeroyokan
"Budhenya ini malah jadi korban, dia kena tendangan dan pukulan. Keduanya sempat melapor ke Polsek Bandung," sambung Eko.
Satreskrim Polres Tulungagung mengambil alih penanganan kasus ini dari Polsek Bandung.
Kapolres menyayangkan kejadian ini, sebab sebelumnya sudah ada nota kesepahaman dengan semua perguruan silat.
Namun ternyata kekerasan anggota perguruan pencak silat terus terjadi.
"Saya minta tolong masyarakat, kita sama-sama menahan diri, menjaga keamanan dan ketertiban bersama. Ciptakan Tulungagung yang ayem tentrem," tegasnya.
Kejadian di Desa Suruhan Kidul, Kecamatan Bandung ini adalah kekerasan ke-6 di awal 2023 yang melibatkan anggota perguruan pencak silat
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo menyayangkan kekerasan sektarian ini kembali terulang.
Sebab menurutnya, pesan perdamaian ini sudah sering disampaikan ke semua perguruan pencak silat di Kabupaten Tulungagung.
"Harapan kami semua segera damai. Semua bisa menahan diri, saling memahami satu sama lain," ucap Bupati.
Baca juga: Polrestabes Surabaya Tangkap Tiga Anggota Perguruan Silat Karena Terlibat Aksi Pengeroyokan
Sebelumnya Bupati Tulungagung sudah sering mengumpulkan perguruan pencak silat.
Namun ternyata upaya tersebut berhenti di tingkat elit perguruan dan tidak menyentuh akar rumput.
Karena itu Bupati meminta agar proses hukum ditegakkan kepada para pelaku kekerasan ini.
"Tetap kami serahkan kepada yang berwenang. Proses hukum harus berjalan," tegas Maryoto.
Penulis: David Yohanes
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Emak-emak di Tulungagung Dihajar Sejumlah Pendekar, Gara-gara Lindungi Keponakan Dari Pengeroyokan