Ia menuturkan, kejadian paling ketara terekam pada kamera CCTV yang berada di bagian lorong tepat di depan sisi langit-langit pintu kamar mandi.
Dari rekaman CCTV itu, M Yani sempat melihat anaknya yang saat itu masih hidup.
Baca juga: Mahasiswa Politeknik di Surabaya Tewas Diduga Dianiaya Senior, Korban Sempat Ngeluh Tak Kuat
Korban tampak berjalan pelan dengan langkah kaki tegap sendirian menuju ke lorong, lantas masuk ke dalam kamar mandi.
Ia menyebut sang anak masuk seorang diri ke dalam kamar mandi atas perintah dari beberapa seniornya.
"Posisi masuk sendirian anak saya atas perintah seniornya. Ini kelanjutannya tadi anak saya waktu disuruh masuk kamar mandi akan dieksekusi," jelasnya.
Di dalam kamar mandi itu, diduga kuat korban sudah ditunggu oleh dua seniornya.
Tak diketahui berapa lama korban mengalami perundungan dari seniornya di kamar mandi tersebut.
Namun, dari beberapa penggalan video CCTV tampak sosok yang diduga kuat senior korban berjalan keluar dari kamar mandi.
Terekam juga tiga orang diduga senior korban bercakap-cakap seperti sedang mendiskusikan sesuatu.
Beberapa saat kemudian, terlihat beberapa orang keluar dari kamar mandi sambil membopong tubuh korban.
"Jam 20.00 dari pantauan CCTV sudah meninggal diangkat dari kamar mandi."
"Ini waktu evakuasi jenazah dari dalam kamar mandi," ungkapnya.
Baca juga: Tanggapan Politeknik Pelayaran Surabaya soal Mahasiswanya Diduga Tewas Dianiaya Seniornya
Tersangka Merengkek Minta Maaf
Masih dari laman SuryaMalang.com, M Yani sempat bertemu dengan AJP di Polrestabes Surabaya.
Dalam pertemuan itu, tersangka sempat merengek meminta maaf kepada M Yani.
AJP juga mengaku telah menganiaya korban atas perintah dari G.
"Saya dapat info, penyidik segera melakukan gelar perkara, dari situ Insyaallah tersangka bisa bertambah," ucap M Yani.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Surya.co.id/Tony Hermawan, SuryaMalang.com/Luhur Pambudi)