TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Kuasa Hukum Susi Air, Donal Fariz meragukan pernyataan Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) - OPM Sebby Sambom yang mengklaim pihaknya telah menyandera Pilot Susi Air, Philips Marthen, pascapembakaran pesawat di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada Selasa (7/2/2023) lalu.
Keraguan ini didasari dengan minimnya informasi yang diperoleh terkait kabar penyanderaan pilot Kapten Philips Marthen tersebut.
Donal Fariz mengatakan pihaknya melihat ada kelompok-kelompok tertentu yang juga mengklaim menyandera Kapten Phillip.
Pihak maskapai Susi Air, kata Donal Fariz, menyerahkan kepada otoritas yang berwenang terkait pencarian dan penyelamatan Kapten Philips Marthen yang dikabarkan disandera KKB di Kabupaten Nduga.
Baca juga: Menhan Prabowo Buka Suara soal Penyelamatan Pilot Susi Air, Sebut Kodam dan Polda Sedang Tangani
"Saat kami minta bukti foto tidak dikirim, ini menjadi tidak mudah mencari puzzle informasi yang berserakan," kata Donal Fariz, Jumat (10/2/2023) dikutip dari Kompas.TV.
Donal Fariz menyebut bahwa sejauh ini pihaknya sudah berkomunikasi dengan keluarga pilot Kapten Phillips di Selandia Baru melalui konsulat kedutaan besar.
Ia juga mengungkapkan bahwa istri Kapten Philips merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Bali.
"Istri pilot Susi Air ini juga seorang WNI dan tinggal di Bali. Jadi komunikasi dengan keluarga berjalan," ujar Donal Fariz.
Diketahui, Kapten Phillips yang merupakan warga negara Selandia Baru sudah bekerja di Susi Air selama 13 tahun dan enam tahun bekerja di daerah Papua.
Seperti diketahui sebelumnya, Tentara Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengeklaim telah menyandera Pilot Susi Air, Philips Marthen, pascapembakaran pesawat perintis itu di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada Selasa (7/2/2023).
Klaim itu disampaikan Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TNPB) - OPM Sebby Sambom secara tertulis kepada Tribun-Papua.com, Sabtu (11/2/2023).
Sebby menyebut pimpinan OPM wilayah Nduga, Egianus Kogoya memimpin pembakaran serta penyanderaan pilot pesawat tersebut.
Baca juga: TNI-Polri Cari Pilot Susi Air, Ahmad Sahroni: Keselamatan Sandera Paling Utama
Dia mengatakan, pihaknya hanya menyandera pilot pesawat, sementara 5 penumpang dilepaskan.
Alasan penyanderaan, kata Sebby, tak lain sebagai alat negosiasi kepada pemerintah Selandia Baru dan Indonesia.