Tim Belum Sampai ke Paro
Pilot Susi Air PK-BVY asal Selandia baru, Captain Philips Marthen (37) hingga Sabtu (11/2/2023) kemarin masih belum diketahui keberadaannya.
Tim gabungan TNI-Polri masih terus mencari keberadaan pilot Susi Air Captain Philips Marthen.
Saat ini tim gabungan disebut belum sampai ke wilayah Distrik Paro.
"Pilot Susi Air tersebut apakah diamankan oleh KKB atau simpatisan KKB, dan kami belum bisa pastikan karena tim belum sampai ke Paro," ungkap Wakapolda Papua, Brigjen Ramdani Hidayat kepada Tribun-Papua.com saat jumpa pers di Polres Mimika, Sabtu (11/2/2023).
Seperti diketahui pilot Susi Air disebut lari menyelamatkan diri saat Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya membakar pesawat Susi Air yang dipilotinya di Distrik Paro Nduga, Provinsi Papua Pegunugan pada Selasa (7/2/2023) lalu.
Sementara 15 pekerja proyek pembangunan puskesmas di wilayah Paro sempat diancam KKB agar meninggalkan wilayah itu.
Ke-15 pekerja tersebut akhirnya berhasil dievakuasi ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah, setelah diselamatkan warga setempat pada pada Rabu (8/2/2023).
Ke-15 pekerja tersebut dalam keadaan sehat.
Brigjen Ramdani Hidayat mengatakan, pencarian pilot akan dilaksanakan terus sesuai kesepakatan tim karena hingga saat ini keberadaan pilot belum diketahui.
"Kita belum tahu. Apakah pilot dikemanakan KKB atau melarikan diri pasca pembakaran pesawat," katanya.
Wakapolda Papua menjelaskan, saat ini tim yang melakukan patroli menggunakan helikopter belum membuahkan hasil karena kondisi hutan di daerah tersebut yang sangat lebat.
"Kami sempat menyusuri di jalan lintasan warga yang sudah jadi. Kita berharap pilot itu ada di situ, ternyata tidak ada, apalagi cuaca berubah begitu cepat," tuturnya.
Menurutnya, helikopter juga tidak bisa dipaksakan karena cuaca di daerah tersebut yang dengan cepat mengalami perubahan.
"Kita akan cari terus dan mudah-mudahan pilot melarikan diri dan mendengar helikopter bunyi lalu dia keluar. Lainnya kalau dia diamankan KKB berarti harus disembunyikan," jelasnya.
Menurut Ramdani, pihaknya akan melakukan patroli setiap hari di wilayah Distrik Paro, Kabupaten Nduga dan sampai sang pilot ditemukan.
"Kalau sudah ketemu titiknya maka akan dilakukan penegakan hukum, karena kelompok Egianus ini banyak melakukan aksi brutalnya sejak 2018 lalu," ungkapnya.
Kronologi Pembakaran Pesawat Susi Air
Polisi membeberkan kronologi pembakaran pesawat Susi Air yang dilakukan di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyebut kasus itu berawal saat adanya 15 pekerja pembangunan sebuah puskesmas di Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan.
"Ada kelompok itu datang, yang mereka mencurigai bahwa 15 pekerja yang akan membangun bangunan puskesmas di Paro itu, ada anggota TNI atau BIN di dalam. Sehingga mereka melakukan pemeriksaan terhadap warga yang membangun Puskesmas," kata Mathius di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Mathius menerangkan ada lima pekerja yang tidak memiliki kartu identitias diri.
Mendapat laporan itu, TNI dan Polri hendak mengevaluasi belasan pekerja tersebut.
"Lanjutan dari kejadian tanggal 4, 5, dan 6 (Februari), kita sudah susun rencana rapat di Timika, apabila nanti pesawat masuk kita akan bawa keluar para pekerja ini," ucapnya.
Singkat cerita, pesawat Susi Air yang dipiloti warga negara Selandia Baru, Philips Max Marthin sampai di Bandara Distrik Paro pada Selasa (7/2/2023).
Pesawat yang membawa lima penumpang itu rencananya akan digunakan untuk mengangkut 15 pekerja bangunan yang dicurigai KKB.
Saat itu, lima penumpang pesawat dilepas karena merupakan warga asli Papua.
Namun, pesawat tersebut ditahan hingga dibakar oleh KKB.
"Namun pada saat 7 (Februari) kemarin masuknya pesawat membawa lima warga sipil orang Paro, itu akhirnya setelah turun pesawatnya ditahan, tidak boleh terbang, karena mereka juga mungkin kita evakuasi keluar," ungkapnya.
Setelahnya, sang pilot disebut berhasil melarikan diri.
Namun, 15 pekerja bangunan tersebur diselamatkan oleh tokoh agama setempat.
"Warga yang 15 tadi sudah diamankan oleh bapak pendeta, kami memang sangat berterima kasih kepada pendeta, karena tahu ada kejadian itu, langsung dibawa keluar para pekerja itu, karena takut ada korban para pekerja," katanya.
Ke 15 pekerja ini pun sudah dievakuasi personel TNI-Polri untuk keluar dari Distrik Nduga.
Namun saat ini aparat keamanan masih mencari keberadaan pilot pesawat yang masih belum ditemukan.
"Nah pilot itu sementara memang masih tidak jauh dari Paro," ujarnya.
Sumber: Tribun Papua, Tribunnews
Diolah dari artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Juru Bicara Organisasi Papua Merdeka Klaim Sandera Pilot Philips Marthen, Susi Air: Ayo Buktikan!