"Pilot ini bukan orang Indonesia, tapi dia warga negara New Zealand (Selandia Baru) dan itu tetangga kita. Jadi kami bertanggung jawab untuk menjaga pilot hingga ada negosiasi tiba, karena dia bukan musuh," ujarnya.
"Jadi soal pilot ini kami akan melakukan negosiasi dengan New Zealand, dan mereka harus mencari mediator dari Organisasi PBB agar melobi ke Jakarta untuk kami berunding," sambungnya.
Panglima TNI Sebut Pilot tidak Disandera
Terkait pernyataan Sebby Sambom ini, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono membantahnya.
Yudo mengungkap bahwa pilot Captain Philips Marthen tidak disandera KKB melainkan menyelamatkan diri saat KKB membakar pesawatnya.
Hal senada juga diungkapkan Wakapolda Papua, Brigjen Pol Ramdani Hidayat.
"Kita sementara melakukan pencarian apakah pilot disandera atau tidak. Kami perlu saksi apakah dia diamankan KKB atau pada saat pesawat dibakar dia melarikan diri," kata Wakapolda Papua, Brigjen Pol Ramdani Hidayat kepada Tribun-Papua.com di Timika saat jumpa pers.
Wakapolda mengatakan, kondisi Distrik Paro belum teridentifikasi dengan baik karena pihaknya hanya memantau melalui kamera drone.
Baca juga: Panglima TNI Sebut Pilot Susi Air Tak Disandera TPNPB Tapi Menyelamatkan Diri, di Mana Sang Pilot?
"Intinya, semua masih mendalami informasi keberadaan pilot. Hari ini kami masih fokus penyelamatan 15 pekerja Puskesmas," ujarnya.
Saat ini, kata Ramdani, pihaknya belum bisa mengatakan apakah pilot itu disandera atau tidak karena saksinya belum ada.
"Untuk saksi itu lima penumpang Susi Air yang ke Paro, Selasa kemarin juga belum dimintai keterangan," katanya.
Sementara Pj Bupati Nduga, Namia Gwijangge mengatakan, informasi pengancaman KKB tersebut diperoleh dari pelaksana pekerja Puskesmas Paro.
"Saya mendapat informasi itu dan melakukan komunikasi sehingga 15 pekerja bisa diselamatkan," katanya.
Ia mengatakan, saat ini pilot masih tertahan disana oleh KKB tetapi masyarakat telah mengamankan pekerja.