“Saat berusaha menenangkan massa, kami diserang dengan batu yang dilemparkan kepada anggota, hingga kami memberikan tembakan peringatan untuk memukul mundur namun tak diindahkan dan massa semakin berulah sampai membakar beberapa bangunan ruko,” ungkap Hesman.
Kerusuhan tersebut sempat membuat terjadinya gangguan keamanan di Wamena.
Baca juga: Situasi Wamena Mencekam, Warga Trauma Kerusuhan Tahun 2019 Terulang
Hesman mengatakan saat ini aparat gabungan masih berjaga di lokasi kejadian.
Aparat yang berjaga adalah personel Polres Jayawijaya bersama BKO Brimob yang dibantu personel BKO Kodim 1702 Jayawijaya.
Hesman juga menegaskan pihaknya akan mengusut kasus tersebut termasuk sosok yang pertama kali menyebar isu soal penculikan anak.
“Untuk kasus ini akan kami selidiki penyebab awal dan siapa saja dalangnya hingga membuat kericuhan. Kami juga saat ini masih berupaya menenangkan massa,” ucapnya.
Sementara untuk kerugiaan materiil, Hesman mengaku belum mengetahui secara pasti.
"Untuk kerugian yang ditimbulkan akibat kejadian ini akan kami dalami."
Hesman juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya suatu informasi yang belum pasti kebenarannya apalagi hingga menyebarkannya ke orang lain.
Kerusuhan di Wamena tersebut sempat membuat situasi mencekam.
Banyak warga ketakutan dan trauma kerusuhan 2019 terulang.
Diketahui, kericuhan besar pernah terjadi di Wamena pada 2019.
Dalam kerusuhan Wamena 2019, puluhan orang tewas dan ribuan warga mengungsi karena ketakutan. (Tribun-Papua.com/Hendrik Rewapatara/Arni Hisage) (TRibun Papua/Astini Mega Sari)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul 6 Fakta Kerusuhan di Wamena, Massa Serang Aparat dan Bakar Ruko hingga 9 Orang Tewas