News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lucky Hakim Mundur dari Wakil Bupati

Lucky Hakim Blak-blakan Digaji Padahal tidak Kerja: Udah Sebulan Tidur Ada Uang Masuk Rp 40 Juta nih

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim dalam wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra secara virtual pada Kamis (23/2/2023). Lucky Hakim mengaku masih mendapatkan gaji padahal sudah sebulan dirinya tidak bertugas sebagai wakil bupati Indramayu.

Tidak usahlah setengahnya, kita bicara 10 persen saja masyarakat akan puas. Kenyataannya saya punya media sosial dan dalam pergaulan sehari-hari saya turun ke Indramayu, masyarakat menagih saya bertubi-tubi.

Dan saya malu seperti tidak memiliki harga diri ketika waktu itu saya berjanji ini itu, tiba-tiba tidak terpenuhi sama sekali dan saya tidak punya alasan untuk ngeles.

Misalnya nanti tolong tanya ke kepala dinas ya, ajudan tolong catat. Saya tidak punya itu. Seperti didorong ke lubang sumur nggak dikasih pelampung, mau nggak mau saya harus berenang.

Artinya bahwa sudah bicara empat mata dan Bupati bilang ya ayo kita bangun sama sama, ya ayo. Terus maunya apa, ya sudah kita tepati janji kita saja sudah sesimple itu jangan pikirkan tentang, mungkin Bupati pernah bilang ‘wabub nya nggak mau apa-apa’, ya memang saya tidak mau apa-apa.

Saya tidak perlu pengawalan apa-apa tidak masalah. Alhamdulillah saya juga bukan orang susah. Tetapi konteksnya banyak orang susah di Indramayu ayo sama sama kita kerja yuk.

Dan saya rasa sebenarnya mungkin Bupati bekerja, ya tetapi itu Bupati, lah saya? Ketika sudah berjanji dengan masyarakat, bagaimana saya menghadapi masyarakat yang ini.

Bang, kalau tidak salah menurut Bu Bupati, komunikasi dengan abang terputus sekitar setahun yang lalu mulai Februari 2022, sudah tidak ada komunikasi lagi. Benar tidak?

Nah ini adalah suatu hal yang bagus sekali, dalam satu tahun terakhir apakah DPRD tidak melakukan rapat paripurna? ada kan rapatnya? apakah Bupati selalu datang setiap saat? tidak Bupati sering tidak datang. Selalu bertanya kenapa tidak wakil Bupati yang ditugaskan, tetapi malah menugaskan Sekda.

Jadi kalau bicara bahwa komunikasi terakhir bulan Februari tahun lalu betul, tetapi sebenarnya secara ketugasan itu bisa saja dilakukan didelegasikan kepada saya, walaupun itu adalah kewenangan Bupati.

Saya paham, bahwa komunikasi ini sebenarnya bisa saja dijalin, karena saya tidak mungkin menolak undangan, tugas dari Bupati. Karena kalau saya menolak itu yang saya hadapi adalah UU. Ketika wakil bupati tidak mau menerima, melakukan tugas bupati yang dilawan adalah UU.

Undang-undang menyatakan bahwa wakil Bupati tugasnya adalah membantu Bupati. Nah jadi masalahnya komunikasi terhenti karena tidak pernah ditugasi apapun.

Kalau boleh tanya, apakah abang dikasih tau struktur-struktur di bawah abang, mulai dari ajudan, protokol dan seterusnya dikurangi atau ditarik kembali. Apakah abang diberi pemberitahuan?

Saya minta bukti surat tanda terima. Saya menerima informasi itu baik melalui whatsApp ataupun email ataupun faktualnya atau kertas, tidak ada.

Kemarin kalau tidak salah saya nonton acara ini dan di situ Bupati bilang bahwa anak IPDN, ketika bertanya kepada Bupati apakah betul ajudannya ditarik itu sebuah pengakuan dari Bupati bahwa anak IPDN dijadikan Lurah.

Iya tidak apa-apa, anak IPDN dijadikan Lurah, dijadikan presiden itu bukan urusan saya. Tetapi sebagai masyarakat Indramayu meminta wakil ini musti kerja karena dia digaji oleh rakyat.

Saya ini dibayar oleh rakyat mendapatkan segala kemewahan kalau nganggur ya rugi siapa, rakyat. Saya mah senang gaji buta, itu kalau orang yang tidak benar, tetapi alhamdulillah orang tua saya mengajarkan saya menjadi orang benar.

Jadi enak sih gaji buta, tidur, makan dibayar. Tetapi yang gaji saya ini bukan orang kaya, yang menggaji saya itu dan kemewahan ini itu orang Indramayu yang pada susah cari uang.

Iya saya pikir ya sudahlah akhirnya jangan tunjukkan toh saya dalam konteks pengunduran diri saya tidak menyalahkan siapa pun, masih saja dipermasalahin. Saya sudah menyalahkan diri saya sendiri.

Selama menjadi wakil Bupati, apa sih sebenarnya fasilitas, gaji, yang abang terima?

Gaji itu ada, 5 juta. Belum lagi ada, saya baru terima uang dari BJB saya tunjukkan, ada lagi nih tunjangan sekitar 20 juta lagi. Saya enggak ngapa-ngapain. Udah sebulan tidur ada uang masuk 40 juta nih. Artinya masya Allah enak banget jadi pejabat di Indonesia, khususnya di Indramayu. Jadi banyak yang saya dapatkan.

Ini mobil harganya 700 juta. Belum lagi saya dapat tunjangan dll. Masa orang dibayar begitu besar dan digaji dan dikasih tunjangan, listrik gratis, terus nganggur.

Masalnya yang gaji ini bukan orang terkaya di Indonesia, atau pengusaha atau pemilik atau apa, yang gaji saya itu ibu-ibu yang ada di Pasekan, ibu-ibu yang ada di setinggi yang kerja jemur ikan asin, jemur bandeng, nelayan yang tangannya pada kasar-kasar karena narik jaring petani yang aku kulitnya hitam kepanasan, mereka menggaji orang ini begitu besar tetapi … dan operasi, saya ga pernah operasi, diem saja nganggur udah lama banget.

Saya test case, bulan Januari saya tidak datang ke Indramayu sekalipun, ini saya dicariin nggak, disuruh kerja nggak, nggak. Masya Allah. Artinya saya harus mundur.

Abang di sosmed pernah cerita bahwa 1 bulan abang punya fasilitas untuk uang makan. Benar nggak segitu?

Ya itu kan bisa dilihat dari anggaran di DPRD, berapa uang makan minum untuk Bupati dan wakil Bupati. Kan bisa dilihat itu. Kalau gajinya 5 juta, lalu ada tunjangan sampai 30 jutaan. Tapi kan ada fasilitas-fasilitas lain kaya, anggaran 2022, pelaksanaan APBD 2022, meliputi medical check up 15 juta, nggak saya tidak pernah medical check up.

Mengikuti kegiatan wakil kepala daerah 194 juta. Penyediaan rumah tangga mencakup makan dan minum sebesar Rp 561 juta, dan wakil kepala darerah Rp 483 juta. Makan minum Rp 483 juta, memangnya saya makan minum berlian.

Jadi maksud saya begini, tidak apa-apa tidak salah kita mendapatkan segala kemewahan itu, tidak apa-apa, asal saya-nya bisa memenuhi seperempat saja janji.

Saya bilangnya saya bukan Bupati atau siapa walikota, saya mendapatkan ini semua asalkan saya bisa seperempat menepati janji saya atau 1/10 atau 1/100.

Hitungannya begini, ada janji akan memberikan 300 ambulan di setiap desa, kasih saja 2 ambulan supaya saya bisa kasih ke masyarakat. Akan menaikkan honor 6000 guru honorer, ya sudah lah saya 10 persen berarti 600, yasudah 1 persennya 6 orang deh bisa naikan honornya.

Artinya saya ini orang yang tidak pantas mendapatkan kemewahan iya begitu banyak untuk sesuatu yang tidak saya lakukan.

Jadi kembali ke saya, saya yang salah, saya yang dzolim, saya yang bodoh, yang lainnya mulia, yang lainnya istimewa, yang lainnya setengah malaikat. Saya orang bodoh, dan saya tidak mau digaji oleh rakyat kalau rakyatnya menderita dan saya mewah-mewahan. Sesimpel itu.

Kalau boleh menyampaikan pesan ke Bupati Indramayu Bu Nina Agustina, apa yang mau abang sampaikan?

Semoga kita tetap sama-sama ingat betapa pada saat kampanye kita bertemu dengan ibu-ibu bapak-bapak, mereka berkeringat dan orang-orang yang begitu mendambakan suatu hal perubahan yang signifikan dan kongkrit dirasakan.

Jadi saya rasa kenangan-kenangan itu insya Allah akan tetap terngiang di kepala kita dan mudah-mudahan menjadi energi untuk kinerja lebih baik lagi.

Saya rasa saya suport lah kalau beliau kerja bagus, saya suport. Saya sedang tidak mendegradasi kehormatan siapa pun.

Saya pribadi karena saya tidak punya tulis itu maka saya mundur, kalau saya punya tools itu saya nggak papa, instrumen untuk bekerja.

Masalahnya karena tidak ada ya sudah, anda saja silakan, good luck semoga bahagia, semoga sejahtera Indramayunya nanti ketemu wakil yang mungkin bisa bekerja sama dengan baik. Artinya saya mundur, nanti ada orang yang bisa kerja.

Nanti kita lihat, apakah besok ada penggantinya, foto-foto wakil bupatinya akan dipasang tidak disemuanya. Tapi pas jaman saya, tidak ada tuh foto satupun di tempat manapun kecuali di DPRD. Beda ketika kampanye foto di mana-mana.

Mudah-mudahan pengganti saya, fotonya bisa bersanding juga bisa duduk bersebelahan ketika acara 17 Agustus-an bisa bareng. Artinya mundurnya saya ini bisa bermanfaat untuk orang lain yang akan bekerja untuk masyarakat. (Tribun Network/Yuda)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini