TRIBUNNEWS.COM - Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sampai saat ini belum ditemukan.
Aparat gabungan telah memperluas wilayah pencarian hingga Kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan.
Philip telah disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya Papua selama satu bulan.
Keberadaan pilot Susi Air tersebut dideteksi masuk ke wilayah Kabupaten Lanny Jaya, hal ini diketahui dari aksi kejahatan yang dilakukan oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Kasatgas Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani mengungkapkan usaha pencarian terhadap pilot Susi Air yang disandera tersebut.
"Usaha sudah kita perluas di dua kabupaten, Nduga dan Lanny Jaya," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (7/3/2023).
"Mudah-mudahan ini bisa lebih membuat lebih terang terhadap permasalahan ini," tambahnya.
Baca juga: KKB di Yahukimo Ancam akan Serang Warga Pendatang Jika TNI dan Polri Masih Lakukan Penyisiran
Sebelumnya, Egianus Kogoya mengatakan bahwa pilot Susi Air tidak akan dilepaskan hingga Papua merdeka.
Dari video yang diperoleh Tribun-Papua.com di Jayapura, Egianus mengatakan, penyenderaan tersebut dilakukan bukan untuk mencari makan ataupun minum, tetapi mau merdeka.
"Jadi kami akan membawa pilot ini sampai Papua merdeka baru saya lepas," kata Egianus dalam video tersebut.
Egianus Kogoya juga memastikan pilot Philip Mehrtens tetap dalam keadaan aman.
Baca juga: Polisi Sita Delapan HT Diduga Milik Simpatisan KKB Papua
Pilot Susi Air, Phillip Mark Mehrtens sudah disandera sejak 7 Februari 2023 di lapangan terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga.
Proses penyaderaan itu juga dibarengi dengan pembakaran pesawat yang ditumpangi Philip Mehrtens.
Sementara itu, Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono mengatakan pencarian pilot Philip Mark Marthens terus dilakukan dengan cara persuasif agar menghindari jatuhnya korban.
"Masih bergerak untuk mencari, bergerak untuk penyelamatan," ucapnya.
"Pendekatan persuasif, mereka dengan masyarakat juga, kita usahakan jangan sampai ada korban," tambahnya, dikutip dari YouTube Kompas TV.
(Tribunnews.com/TribunPapua.com/Muhammad Abdillah Awang/Calvin Louis Erari)