News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Buntut Kejadian Ranca Upas, Polisi Periksa Sejumlah Saksi hingga Dalami Pencatutan Logo Polri

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kerusakan Ranca Upas akibat event motor trail - Inilah kabar terbaru soal kasus acara motor trail di Ranca Upas, Bandung, Jawa Barat.

Kata Anggota DPR RI

Anggota DPR RI Komisi IV, Dedi Mulyadi, ikut menanggapi acara yang merusak 1,5 hektare lahan budidaya Bunga Edelweiis tersebut.

Ia mengatakan, kegiatan kendaraan yang masuk hutan itu harus dihentikan karena bukan habitatnya.

"Saya katakan, hentikan deh, berbagai kegiatan kendaraan yang masuk hutan karena bukan habitatnya," kata Dedi di Polresta Bandung, seperti yang diwartakan TribunJabar.id, Kamis (9/3/2023).

Ia di Polresta Bandung untuk mendampingi Uprit, seorang yang diperiksa sebagai saksi acara motor trail di Ranca Upas.

"Saya katakan begini, ketika motor masuk hutan itu pasti ada burung yang terganggu, ular yang keinjek, ada jaringan ekosistem yang mengalami perkembangan terganggu," ujarnya.

Menurutnya, acara motor trail harus dilokalisir di sebuah wilayah tertentu dan tidak berpindah-pindah.

Baca juga: Anak-anak Suriah Antusias Nonton Film Keluarga Cemara di Damaskus

"Kalau mau, bikin wahana saja, di area tertentu khusus untuk wahana motor trail," kata Dedi.

Ia menambahkan, dulu ada istilah trabas yang lokasinya tetap dan tidak berpindah-pindah.

"Kini kadang suka ada yang pengen masuk daerah baru, cari jalan baru, nanti dari sini lalu ke situ. Nah, itu jujur pasti ada kerusakan yang ditimbulkan," kata Dedi.

Ia juga mengimbuhkan, kegiatan tersebut untuk mencari kesenangan.

"Sebenarnya kegiatan motor begitu kan untuk happy, ya, bukan balapan biasanya. Dulu juga saya waktu jadi bupati suka kegiatan begitu, tapi untuk happy aja," kata Dedi.

Namun, jika kegiatan melibatkan ribuan orang dan tujuannya untuk lomba dan hadiah, maka tujuannya akan berbeda.

"Misal kita berangkat berlima kan beda dengan berangkat ribuan. Happy-nya jadi hilang, yang ada cuma stresnya," pungkas Dedi.

(Tribunnews.com, Renald)(TribunJabar.id, Luthfi Ahmad Mauludin)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini