"Sebenarnya 6. Maaf kalau saya harus nyukupin 6 mandor saya tidak bisa. Tolong dibagi warung. Yang 3 dibagi warung dekat bengkel," jelasnya.
Ia mendengar, pembayaran proyek pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed tersendat.
Bahkan tidak hanya uang untuk makan para pekerja di warungnya.
Gaji para pekerja juga banyak yang belum terbayar.
"Karena pembayaran kepending. Mereka mengajukan Rp 10 juta mereka nerima Rp 8 juta. Ada juga dikasih Rp 200.000," jelasnya.
Bahkan ada yang hanya dibayar sangat sedikit dari yang seharusnya.
"Mereka lembur sampai jam 11 malam tidak terbayarkan. Yang paling parah sekian puluh juta cuma dikasih Rp 200.000," terang Dian.
Baca juga: Masjid Raya Al Jabbar Ditutup Mulai Minggu Depan, Buka Lagi Pada 13 Maret 2023
Selama dua tahun lebih utang itu tak terbayarkan.
Sampai saat ini ia berusaha menagih ke para mandor.
"Dua tahun lebih. Dibagi untuk material, tenaga, untuk warung. Mandornya sendiri mau pulang ke rumah aja takut enggak bawa uang," jelasnya.
Sejak memulai pembangunan dari tahun 2021-2022, Dian (38) mengaku dari awal para mandor menjanjikan uang makan dibayar tiap dua minggu sekali.
Beberapa kali telat dibayar sampai tak dibayar sama sekali sampai proyek selesai.
"Perjanjiannya tiap dua minggu terbayarkan. Sedangkan dari sisi mandornya perusahaannya enggak on-time. Bahkan terkadang 4 minggu sekali baru dibayarkan," terangnya.
Para pekerja yang berutang di bawah tiga mandor.