Turis itu terlibat keributan dengan pecalang setempat, Minggu (19/3/2023).
Bahkan, si turis asing melontarkan kata-kata bernada tinggi kepada pecalang karena tak terima diingatkan agar berkendara pelan-pelan.
Baca juga: Soal Gubernur Bali I Wayan Koster yang Bakal Larang WNA Sewa Motor, Ini Tanggapan Polda
Tokoh Adat Desa Pakraman Ubud, Tjokorde Raka Kertyasa, mengatakan aksi wisawatan asing yang kerap berulah di Bali, disebabkan kurangnya sosialisasi dan edukasi.
"Kita tidak bisa menyalahkan orang yang tidak tahu," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (21/3/2023).
"Kita membuka diri untuk membawa perkembangan ekonomi, tapi mereka kan harus juga diedukasi bilamana kita ingin menjaga roh Bali itu secara moralitas dan beretika," tambahnya.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Nyoman Kenak, angkat bicara terkait kelakuan bule tersebut.
Senada dengan Tjokorde Raka Nyoman Kenak juga menilai wisatawan asing berani berulah karena kurang edukasi tentang Bali.
Diketahui, banyak tempat-tempat yang dianggap suci di Bali oleh umat Hindu.
Meski demikian, Nyoman Kenak meminta pada pihak berwenang untuk menindak tegas para wisatawan asing nakal yang telah melakukan pelecehan terhadap Bali.
"Bule-bule, atau siapa pun yang tak bisa menghargai Bali, harusnya ditindak tegas. Kalau bule, ya deportasi," ungkap Nyoman Kenak, Senin, masih dari Tribun-Bali.com.
"Penindakan dilakukan untuk mendukung pariwisata Bali yang berkualitas."
"Tentu dampaknya ada, misalnya kunjungan wisman menurun, tapi kita tidak lagi ingin wisata yang menentukan kuantitas, tapi kualitas," tegasnya.
(Tribunnews.com/Muhammad Abdillah Awang, Tribun-Bali.com/Putu Supartika)