TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Dalam upaya pemberantasan kemiskinan di Jateng, Gubernur Ganjar Pranowo terus mendorong peran berbagai pihak untuk terlibat, di antaranya Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah.
"Maka hari ini Baznas menjadi satu kekuatan dari umat untuk umat. Banyak hal yang bisa dikerjakan, seperti pesan Pak Wapres tadi, yang memerintahkan kepada kami agar menanggulangi kemiskinan ekstrem bahkan stunting. Nah di kami, Baznas ini yang kami optimalkan, selalu kami ajak bersama," kata Ganjar usai menerima penghargaan sebagai Gubernur Pendukung Utama Pengelolaan Zakat di Indonesia dari Baznas RI di Jakarta, Senin (21/3/2023) kemarin.
Baznas Jateng, lanjut Ganjar, memang menjadi contoh bagi daerah lain. Bahkan saat acara, ada Baznas dari Palu yang ingin meminta bantuan pada Ganjar, baik bantuan secara langsung maupun pendampingan dan pengelolaan.
"Saya katakan pasti bisa, karena ini syaratnya tidak ada territory. Lalu saya tanya kenapa mintanya ke kami tidak menggali potensi yang ada di sana, mereka jawab kami belum optimal. Maka di samping usulan yang akan diajukan ke Baznas Jateng, mereka juga mau belajar bagaimana mengelola," ucapnya.
Pengelolaan Baznas di Jateng tidak hanya untuk kebutuhan konsumtif, tapi juga yang sifatnya produktif. Misalnya, untuk pelatihan dan pemberdayaan masyarakat, permodalan usaha tanpa bunga lewat Baznas Micro Finance, pemberdayaan penyuluh agama Islam, serta pelatihan kerja bagi ribuan orang.
Sedangkan kegiatan penyaluran zakat yang bersifat konsumtif meliputi bantuan fakir miskin, beasiswa pendidikan S1, S2, S3, pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), renovasi masjid, musola, dan ponpes, renovasi sekolah, madrasah, dan TPQ, bantuan korban bencana, serta pelayanan kesehatan masyarakat.
"Maka hari ini Baznas menjadi satu kekuatan dari umat untuk umat. Banyak hal yang bisa dikerjakan, seperti pesan Pak Wapres tadi, yang memerintahkan kepada kami agar menanggulangi kemiskinan ekstrem, bahkan stunting. Nah, di kami Baznas ini yang kami optimalkan, selalu kami ajak bersama," pungkasnya.
Sepanjang 2022, Baznas Jateng mengalokasikan 50 persen dana zakat infak dan sedekah (ZIS) yang terkumpul untuk mengatasi kemiskinan dan stunting.
Ketua Baznas Jateng, Ahmad Darodji menjelaskan, pengentasan orang dari zona kemiskinan menjadi program prioritas. Hal itu diwujudkan dengan pemberdayaan penerima zakat, melalui pelatihan kerja maupun pemberian modal produktif.
“Dana yang masuk ke Baznas Jateng 50 persen untuk pemberdayaan. Ada pelatihan kerja dan bantuan modal. Pelatihan kerja ada 8.000 orang dan pemberian modal kepada 6.000 orang. Total pemberdayaan ada 14 ribu orang. Asumsinya bila satu orang bisa mengentaskan tiga orang untuk anak dan istri, maka ada 50 ribu orang yang dapat manfaat,” jelas Darodji.
Jenis pelatihan kerja yang dilakukan, lanjut Darodji, meliputi beberapa bidang ketrampilan, di antaranya pengolahan sampah jadi pupuk, ternak lele, keterampilan menyetir, perbengkelan, hingga tukang bangunan.
Selain pemberdayaan, peran aktif Baznas Jateng juga diwujudkan dalam pembenahan rumah tidak layak huni (RTLH). Untuk hal tersebut, Baznas Jateng bekerja sama dengan Disperakim Jawa Tengah, sebagai pemilik data RTLH.
Bantuan juga disalurkan melalui program “Satu OPD Satu Desa Binaan”. Program yang diasuh oleh masing-masing dinas di Pemprov Jateng itu, antara lain pembenahan RTLH, serta berbagai pelatihan kerja.
Sedankan, terkait penanganan stunting, Darodji mengatakan, Baznas Jateng melakukan dua langkah. Pertama langkah kuratif dan promotif preventif.