Kata Andi Syamsul Musrya, aktivitas dari Al-Mukarrama ini masih mirip dengan kebanyakan ummat muslim.
Pembedanya, jika pengikut Al-Mukarrama ini punya ritual atau ibadah di akhir tahun.
Ritual atau ibadah Al-Mukarrama itu disebut mangade'.
"Kalau kata Hasan ini, setiap akhir tahun, pengikutnya pasti akan pergi ke Soppeng untuk mangade' (Baca: pengungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa)," jelasnya.
Baca juga: Pengakuan 2 Pengikut Aliran Sesat Hakikinya Hakiki yang Menyatakan Bertaubat di Makassar
Alasan para pengikut Al-Mukarrama ke Soppeng untuk melakukan mangade', karena di situlah pemimpin aliran kelompok ini berada.
Kelompoknya dikenal dengan nama Walinono alias Puang Nene.
Selain itu, aktivitas lain dari pengikut Al-Mukarrama ini, ada pada kajian rutinnya setiap malam.
"Ada kajian rutin tiap malam. Katanya itu adalah tarekat yang diajarkan kepada anggotanya," ucapnya.
Kemudian ada juga pembayaran iuran setiap bulan yang dibebankan kepada pengikutnya.
"Nominalnya tidak ada, tergantung kemampuan," jelas Andi Syamsul Musrya.
Baca juga: Oknum Polisi di Kabupaten Bone Dilaporkan ke Polres Terkait Aksi Pelecehan Terhadap Dua Wanita
Aktivitas selebihnya dari kegiatan Al-Mukarrama ini dikatakan mirip dengan ummat muslim pada umumnya.
"Mereka masih salat, termasuk salat Jumat. Pakaiannya pun masih mirip dengan kita," ujarnya.
Terkait sesat atau tidaknya aliran kelompok Al-Mukarrama ini masih menunggu keputusan dari Kementerian Agama.
Hingga kini, tindakan diambil oleh pemerintah setempat dan pihak berwajib baru sekadar mengamankan situasi agar tidak terjadi gejolak di tengah masyatakat.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Bukan Hanya di Mattirowalie, Al-Mukarrama Ternyata Ada Juga di Carima Kahu,
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Breaking News: Heboh, Aliran Puang Nene atau Al-Mukarrama di Bone Diduga Sesat,