TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA – Penyebab kematian Dokter Mawartih Susanti, seorang dokter paru yang bertugas di Nabire, Papua Tengah akhirnya terungkap setelah 3 minggu pasca kematiannya.
Dokter yang biasa disapa Dokter Mawar ini sebelumnya ditemukan tak bernyawa di rumah dinasnya di perumahan dokter, Kelurahan Sriwini, Nabire, Papua Tengah pada Kamis (9/3/2023) malam.
Kematian Dokter Mawar dinilai janggal oleh keluarganya.
Hal ini diketahui setelah pihak keluarga Dokter Mawar meihat kondisi jenazah korban.
Baca juga: Meninggalnya Dokter Mawar Banyak Kejanggalan: Bapak tak Sanggup Mengantar ke Peristirahatan Terakhir
"Setelah dibuka, kami lihat banyak tanda-tanda yang kami temukan yang saat ini tidak bisa kami ungkapkan," kata keluarga Dokter Mawar, Sermon Runtuk.
Hal senada juga diungkapkan salah satu teman korban.
Dia mengatakan bahwa Dokter Mawar sempat mengeluhkan mengenai keamanan di sekitar rumah dinasnya.
Berikut kronologi penemuan jenazah Dokter Mawartih Susanti, kecurigaan keluarga atas kematian Dokter Mawar hingga terungkapnya kasus pembunuhan serta terduga pelaku.
Jasad Ditemukan di Rumah Dinas
Jenazah dokter Mawar ditemukan di rumah dinasnya, perumahan dokter, Kelurahan Sriwini, Nabire, Papua Tengah pada Kamis (9/3/2023) malam.
Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya saat itu menduga korban meninggal karena hal yang tak wajar.
Jenazah Dokter Mawar pertama kali ditemukan oleh seorang saksi yang hendak menjemput korban ke tempat praktik.
Namun saat tiba di rumah dinas korban, tak ada respons sehingga saksi memaksa masuk dengan membobol jendela.
Baca juga: Sebelum Meninggal Dokter Mawar Sempat Keluhkan Soal Keamanan di Sekitar Rumah Dinasnya di Nabire
Ternyata dokter Mawar sudah ditemukan tergeletak tak bernyawa.
"Berdasarkan informasi dari saksi 1 (M) terakhir korban (dr M) terakhir diantar ke rumah pada hari Rabu tanggal 8 Maret 2023 sekitar pukul 20.00 WIT selesai praktik," kata Kapolres Nabire, Senin (13/3/2023) malam.
Polisi yang mendapatkan laporan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengautopsi jenazah korban.
"Sudah empat kali kita lakukan olah TKP sejak ditemukannya jenazah, mulai dari titik ditemukannya jenazah hingga radius 50 meter," katanya.
Sedangkan autopsi dilakukan di RS Bhayangkara Sulawesi Selatan. Polisi juga memeriksa sejumlah saksi.
"Ada 23 saksi yang telah dimintai keterangan, sudah ada beberapa bukti petunjuk untuk kita teliti secara detail guna mengungkap suatu kasus tindak pidana," kata dia.
Namun secara total hingga kasus terungkap, ada 68 saksi yang telah dipanggil.
Dari hasil autopsi, ditemukan ada tanda-tanda kekerasan pada jenazah korban.
Mulut Berbusa, Pintu Terkunci
Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya mengatakan saat kejadian Dr Mawar ditemukan tewas dengan mulut berbusa dan kondisi pintu kamar dalam keadaan terkunci dari dalam.
Baca juga: Kematian Dokter Mawartih Susanty Diduga Tidak Wajar, Polisi Cek CCTV
"Jadi saat pertama kali ditemukan pintu kamar terkunci," ujar Kapolres.
Polisi lanjut Kapolres juga bergerak cepat dengan memeriksa jejak-jejak digital serta bukti-bukti yang ditemukan di lokasi kejadian untuk didalami agar kasus ini semakin terang benderang.
Saat ditanyakan adanya ancaman keamanan yang dialami oleh dr Mawar sebelum ditemukan meninggal dunia, Kapolres enggan menjelaskan lebih lanjut.
Yang jelas katanya polisi tidak akan membiarkan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat terjadi di wilayah hukum Nabire lalu dialami oleh siapapun termasuk dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
"Kami tidak akan tinggal diam. Tak mungkin kami biarkan hal-hal yang menganggu Kamtibmas terjadi kepada siapapun termasuk dokter," ujarnya.
Kecurigaan Keluarga
Sebelumnya perwakilan keluarga almarhum Dokter Mawartih Susanty alias Dokter Mawar, Mayor Inf Sermon Runtuk menyebut banyak kejanggalan yang muncul di balik kematian dokter Mawar.
Diketahui dokter spesialis paru Mawartih Susanty atau Dokter Mawar ditemukan meninggal dunia dengan kondisi mulut berbusa pada Kamis (9/3/2023) malam di kediamannya kompleks RSUD Siriwi Nabire, Papua.
Keluarga besar dr Mawartih mulanya pun tidak percaya adanya informasi tersebut.
"Saya hubungi keluarga, katanya tidak betul. Karena besoknya (dr Mawartih) ada tugas kerja di Jogja," ujar Sermon.
"Kemudian keesokan harinya, pada tanggal 10 Maret, jenazah tiba di Makassar. Kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara dalam proses autopsi," sambungnya.
Baca juga: Polisi Selidiki Kasus dr. Mawartih Susanty yang Diduga Tewas Tak Wajar di Nabire Papua
Setelah pihak keluarga melihat langsung kondisi mayat Mawartih, lanjut Sermon, ditemukan tanda-tanda kejanggalan atas kematian dokter spesialis paru itu.
"Setelah dibuka, kami lihat banyak tanda-tanda yang kami temukan yang saat ini tidak bisa kami ungkapkan," jelasnya.
"Untuk itu, ungkapan hati kami keluarga sangat-sangat mengharapkan, apa yang dialami oleh almarhumah agar proses kasusnya terungkap dengan jelas, benar dan seadil-adilnya," ujar Sermon.
Sementara itu jenazah Dokter Mawar sudah dimakamkan di Pekuburan Panaikang, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Senin (13/3/2023) siang.
Pelaku Petugas Kebersihan yang Sakit Hati
Setelah 20 hari sejak kematian Dokter Mawar, polisi mengungkapkan penyebab kematian korban.
Korban Dokter Mawar ternyata dibunuh oleh seorang petugas kebersihan di RSUD Nabire tempat korban bekerja.
Polisi menangkap tersangka KY setelah memeriksa sisa air liur di tubuh korban.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengatakan, penanaganan kasus ini dilakukan dengan kehati-hatian.
"Kami kembangkan dengan menggunakan Scientific Crime Investigation dilakukan dengan penuh kehati-hatian," kata Irjen Pol Mathius D Fakhiri, Rabu (29/3/2023).
Kemudian polisi memanggil ulang para saksi yang diduga terlibat dalam kasus itu, hingga akhirnya menjurus kepada KY yang kini ditetapkan sebagai tersangka.
Penyidik juga menemukan ponsel yang disembunyikan oleh tersangka di salah satu ruang di RSUD Nabire.
Fakhiri mengatakan, Dokter Mawar dibunuh oleh seorang petugas kebersihan RSUD Nabire berinisial KY. Kepada polisi, KY mengaku sakit hati.
Hingga kini polisi masih menyelidiki apakah ada kemungkinan tersangka lain dalam kasus ini.
KY mengaku membunuh dokter Mawartih Susanti karena kecewa pemotongan honor Covid-19.
Keterangan tersebut disampaikan Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri.
"Melalui pengakuan sementara KY kepada penyidik yaitu sakit hati. Karena ada pemotongan jasa insentif Covid-19 tahun 2020. Sehingga hal itulah dia lakukan pembunuhan terhadap dokter Mawar," ujar Fakhiri dalam konferensi pers di Jayapura, Rabu (29/3/2023).
Sosok dr Mawartih Susanty
Dikutip dari akun Linkedin miliknya, dr Mawartih Susanty menyelesaikan S1 kedokteran dari Universitas Hasanuddin pada 2004.
Dokter Mawar kemudian menempuh pendidikan spesialis Pulmonologi dan Ilmu Respirasi dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Menurut keterangan Ketua IDI Cabang Nabire Dr Oktovianus Saranga, SpOG, dr Mawartih sudah berdinas sejak 5 tahun lalu di Nabire.
Tidak hanya sebagai dokter spesialis paru satu-satunya di Nabire, dr Mawartih diketahui banyak berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kegiatan edukasi yang diadakan oleh IDI maupun pemerintah setempat.
"Beliau juga dikenal ramah dan selalu menolong orang. IDI Nabire siap membantu penyelidikan penyebab meninggalnya beliau," ungkap dr Oktovianus.
Sementara itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengatakan bahwa mendiang dr Mawar adalah sosok dokter yang penuh dedikasi, cinta dan tanggung jawab akan profesinya.
Kecintaannya ini dibuktikan dengan menjadi dokter spesialis paru satu-satunya di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, selama 6 tahun.
Ketua Umum PB IDI, DR Dr Moh Adib Khumaidi, SpOT menyatakan sangat mengagumi jejak pengabdian Dr Mawartih Susanti, SpP sejak lulus Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar pada tahun 2004.
Diketahui jika dr Mawar, mengabdi sebagai PTT (Pegawai Tidak Tetap) di dua tempat yaitu di Wilayah Kalimantan Tengah dan kemudian PTT di Tolikara, Papua.
Selepas Pendidikan Spesialis Paru Universitas Airlangga Surabaya, dr Mawartih memilih Nabire sebagai tempat pengadian hingga akhir hayatnya 9 Maret 2023.
PB IDI dan segenap anggota IDI menyampaikan duka cita mendalam untuk keluarga almarhumah, dan berharap kejadian ini tidak terulang lagi.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul KRONOLOGI Pembunuhan Dokter Mawartih, Pelaku Petugas Kebersihan RSUD Nabire