TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA -- Kasus pembunuhan bermotif penggandaan uang di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah mengguncang tanah air.
Slamet Tohari menjadi tersangka kasus pembunuhan berantai yang menewaskan 12 orang tersebut.
Polisi berhasil menemukan 10 jenazah yang diduga korban pembunuhan oleh Slamet, yang kemudian menambah total jumlah korban menjadi 12 orang.
Baca juga: Belum Teridentifikasi, 9 Jenazah Korban Pembunuhan Mbah Slamet Dimakamkan di Tiga Lubang
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Banjarnegara, Ajun Komisaris Bintoro Thio mengatakan bahwa saat ini ada penambahan jumlah korban yang diduga dibunuh oleh Slamet, namun belum dijelaskan secara rinci berapa total korban dan identitas mereka.
Dilaporkan bahwa awal terungkapnya kasus pembunuhan ini berawal dari laporan hilangnya seorang korban berinisial PO (53) asal Sukabumi, Jawa Barat.
PO dikabarkan pergi ke Banjarnegara untuk menemui Slamet pada Kamis, 23 Maret 2023. Namun, setelah itu PO tidak pernah kembali dan keluarganya melapor ke polisi.
Setelah adanya laporan hilangnya PO, aparat kepolisian dan sukarelawan melakukan penggalian di lahan perkebunan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.
Lokasi penggalian berada di lereng bukit yang ditanami singkong dan pohon puspa.
Pada penggalian tersebut, petugas menemukan tulang belulang dan jenazah yang masih utuh tapi sudah mulai membusuk.
Baca juga: Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Diduga Bunuh 12 Orang, Mbah Slamet Beraksi Sejak Dua Tahun Lalu
Setiap titik atau lubang, setidaknya terdapat dua hingga tiga jenazah yang dikubur di kedalaman 80 sentimeter hingga 1 meter.
Dalam proses penggalian itu, Slamet juga turut membantu menunjukkan lokasi penguburan jenazah.
Kasus pembunuhan oleh Slamet ini sangat menggemparkan masyarakat dan menimbulkan rasa takut.
Berikut fakta-fakta terkait pembunuhan tersebut:
1. Jarang Bersosialisasi