TRIBUNNEWS.COM - Tohari (45) alias Mbah Slamet, dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah, melakukan ritual sebelum menghabisi nyawa korbannya.
Mbah Slamet mengajak korbannya ritual sebelum dibunuh di lahan pertanian miliknya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.
Korban diajak Mbah Slamet ke lokasi ritual dari rumahnya sekira pukul 16.00 WIB.
Mbah Slamet dan korban lalu memulai ritual pada pukul 19.30 WIB.
Dalam ritual itu, Mbah Slamet juga memberi minuman kepada korbannya.
Minuman tersebut telah dicampuri obat potasium dan obat penenang.
Lantas, bagaimana reaksi korban setelah minum?
Menurut Mbah Slamet, korban tidak bisa berbuat apapun setelah meminum minuman tersebut.
"Korban hanya muntah sedikit, lalu tidak terasa apa-apa," ujarnya kepada TribunJateng.com, Selasa (4/4/2023).
Selanjutnya, Mbah Slamet mengatakan, obat yang dicampurkan ke minuman itu sangat ampuh untuk mematikan korbannya.
Bahkan, kata dia, korban tidak berteriak setelah meminum air yang diberikannya.
"Jadi korban dikubur setelah betul-betul mati."
"Kalau belum ya tidak bisa dikubur," beber Mbah Slamet.
Baca juga: Peran BS, Pria yang Bantu Promosi Kemampuan Mbah Slamet Lewat Facebook, Terima Uang hingga Rp10 Juta
Penjelasan Ahli Forensik
Kepala Bidang (Kabid) Dokkes Polda Jateng, Kombes Sumy Hastry Purwanti, mengungkapkan kondisi jenazah dalam keadaan pembusukan lanjut.
"Kami perkirakan waktu kematian antara 6 bulan sampai 24 bulan,” ungkapnya, Selasa, dilansir TribunJateng.com.
Lalu, menurutnya, penyebab kematian korban lantaran lemas karena racun.
"Racunnya jenis apa nanti menunggu hasil laboratorium forensik,” lanjut Sumy.
2 Korban Teridentifikasi
Hingga kini, polisi telah menemukan 12 jasad dari berbagai liang berbeda dari area kebun milik tersangka.
Namun, baru dua korban Mbah Slamet yang teridentifikasi.
Mereka adalah Paryanto yang merupakan warga Sukabumi dan Mulyadi asal Palembang.
Paryanto diketahui sempat mengirim pesan singkat WhatsApp ke anaknya untuk mengabarkan lokasi ia berada.
"Ada sepasang kekasih asal Palembang atas nama Mulyadi dan pacarnya dikubur di liang yang sama," kata Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi di kantornya, Kota Semarang, Rabu (5/4/2023), masih dari TribunJateng.com.
Baca juga: Daerah Asal Para Korban Pembunuhan Berantai Mbah Slamet, Mulai Palembang, Jogja hingga Jakarta
Luthfi membeberkan, para korban lainnya dikubur oleh tersangka dibagi ke dalam beberapa liang.
Menurut pengakuan tersangka, korban Paryanto dikubur di liang nomor 1.
Satu warga asal Gunung Kidul, laki-laki, dikubur di liang nomor 2.
Dua warga Tasikmalaya, laki-laki dan perempuan, dikubur di liang nomor 3.
Lalu, dua warga Jakarta, laki-laki dan perempuan, dikubur liang nomor 4.
Dua warga Palembang atas nama Mulyadi dikubur di liang yang sama bersama kekasihnya di liang nomor 5.
Kemudian, dua warga Yogyakarta dikubur di liang yang sama di liang nomor 6.
"Tiap dua jenazah dikubur di lima liang berbeda. Sisanya ada di tiap satu liang," jelas Luthfi.
Baca juga: Chat WA Terakhir Korban Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang ke Anak, Takut Mati, Share Loc Rumah Pelaku
Sebagai informasi, Polres Banjarnegara telah menangkap Mbah Slamet dan asistennya, BS (32), yang merupakan warga Comal, Pemalang.
Setelah aksinya terbongkar, keduanya kini ditahan.
Mbah Slamet diketahui sudah menjalankan praktik dukun pengganda uang sekitar 5 tahun.
Ia mengiming-imingi para korban dengan keuntungan besar jika menggandakan uang di tempatnya.
Baca juga: Pembunuhan Berantai Mbah Slamet Dilakukan Sejak 2020, Pelaku Tidak Ingat Identitas 12 Korban
Agar para korban percaya, Mbah Slamet sempat memberikan uang pada korbannya senilai Rp 11 juta sebagai hasil penggandaan.
Di sisi lain, korban dijanjikan misalnya setor uang Rp 40 juta hingga Rp 70 juta akan digandakan menjadi Rp 5 miliar.
Namun, bukannya menepati janji, para korban malah dibunuh secara keji.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJateng.com/Iwan Arifianto/Rahdyan Trijoko Pamungkas)