TRIBUNNEWS.com - Warga asal Sukabumi, Jawa Barat berinisial PO (53), sempat mengirim chat WhatsApp kepada anaknya sebelum tewas dibunuh TH alias Mbah Slamet (45), dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Pada Senin (20/3/2023), PO berangkat sendirian menuju Banjarnegara untuk bertemu Mbah Slamet, mengendarai Wuling hitam bernomor polisi D 1277 SAT.
"Pada 20 Maret 2023, korban PO datang sendirian dari Sukabumi menuju ke rumah Mbah Slamet di Banjarnegara menggunakan mobil Wuling warna hitam," ungkap Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto, Senin (3/4/2023), dikutip dari TribunJabar.id.
Tiga hari berlalu, tepatnya pada Kamis (23/3/2023), PO kemudian mengirim chat WhatsApp ke anaknya, SL.
Dalam pesan tersebut, seolah PO sudah memiliki firasat hidupnya tak panjang lagi.
Ia meminta kepada SL agar menghubungi aparat jika tak ada kabar dari dirinya hingga Minggu (26/3/2023).
Baca juga: Kronologi Terungkapnya Kasus Dukun Sadis Banjarnegara, Tewaskan 12 Orang, Modus Gandakan Uang
"Misal tidak ada kabar sampai hari minggu langsung aja ke lokasi bersama aparat," ujar Hendri menirukan pesan PO pada SL.
Tak hanya itu, PO juga menyertakan lokasi rumah Mbah Slamet yang berada di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, pada SL.
"Selain itu juga sempat mengirimkan pesan WhatsApp yang isinya, 'Takut Ayah mati, ini Share Loc Pak Slamet' dan pesan berisi, 'Ini di rumah Slamet. Btw, jaga-jaga kalau umur ayah pendek'," sambung Hendri.
Sehari setelah mengirimkan pesan pada SL, PO kemudian tidak bisa dihubungi,
Baru pada Senin (27/3/2023), anak PO yang lain, GE melapor ke polisi karena sang ayah tak bisa dihubungi dan tidak diketahui keberadaannya.
Setelah melakukan pencarian terhadap PO, Mbah Slamet pun ditangkap tim Sat Reskrim Polres Banjarnegara pada Minggu (2/4/2023), hingga akhirnya jenazah korban ditemukan terkubur di sebuah kebun di Desa Balun.
"Setelah dilakukan penggalian sekira pukul 06.45 WIB, ternyata benar ditemukan sesosok mayat laki-laki yang mengenakan pakaian kaus lengan panjang warna hitam dan celana panjang warna hijau dan tas berisi identitas korban," urai Hendri.
Selanjutnya, tim Sat Reskrim Polres Banjarnegara membawa jenazah PO ke RSUD Banjarnegara untuk dilakukan autopsi.