TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru soal kasus dukun sadis di Banjarnegara yang telah membunuh belasan orang.
Dua korban yang dibunuh merupakan pasangan suami istri, yakni irsad (43) dan Wahyu Triningsih (40).
Keduanya berasal dari Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.
Setelah berhasil diidentifikasi, keluarga dua korban tersebut berangkat dari Lampung ke Banjarnegara.
Setelah keluarga menjalani pemeriksaan kecocokan data, akhirnya dua korban tersebut dikembalikan ke keluarga untuk dimakamkan di Lampung.
Dari rilis yang diterima Tribunnews.com, dua korban tersebut diberangkatkan oleh kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto.
Dua korban yang berhasil teridentifikasi tersebut diberangkatkan menggunakan ambulan pada pukul 14.30 WIB dan dijemput oleh anak dan keluarga korban.
Baca juga: Soal Kasus Dukun Sadis di Banjarnegara, Penyidik Diminta Aktif hingga ada 17 Laporan Orang Hilang
Diketahui hingga kini, sudah ada empat jasad korban dari Mbah Slamet Tohari, dukun pengganda uang yang bunuh korbannya di Banjarnegara.
Empat jasad tersebut yang berhasil diidentifikasi yakni:
1. Paryanto (53) warga Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.
2. Irsad (43) warga Desa Tanjung Rejo Rt. 1/IV Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung
3. Wahyu Triningsih (40) warga Desa Tanjung Rejo Rt. 1/IV Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung
4. Mulyadi Pratama (46) warga Desa Siring Agung Kecamatan Ilir Barat I, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
Janji Kapolda Jawa Tengah
Pihak kepolisian masih menaruh curiga terhadap keterangan tersangka Slamet.
Baca juga: Viral Unggahan Diduga Korban Mbah Slamet, Setahun Lalu Berniat Geruduk Pelaku di Banjarnegara
Hal tersebut diungkapkan Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi.
Ia juga berjanji akan mengungkapkan kasus pembunuhan ini.
Pihaknya juga curiga terhadap keterangan tersangka yang sudah melakukan praktik menggandakan uang sejak 2020.
"Tetap kami lakukan pengembangan kasus karena kejadian ini sejak 2020." ungkap Ahmad Luthfi, dikutip dari TribunJateng.com.
Ia juga mengatakan, tersangka juga lupa siapa yang dibunuhnya.
"Sing mateni ae (yang bunuh saja) lupa apalagi penyidiknya," lanjut Ahmad Lutfhfi.
Pengembangan kasus akan tetap dilakukan, agar tak ada jenazah yang tidak terungkap.
Penyidik juga diwanti-wanti untuk kreatif dalam mengulik kasus ini.
"Penyidik kami harus aktif agar kasus ini tuntas terungkap," jelasnya.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunJateng.com, Iwan Arifianto)