News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Puluhan Ribu KIP Diduga Dijual ke Rongsokan di Banten, Ditemukan Pertama Kali oleh Polisi

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Beredar video yang memperlihatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) berceceran di sebuah lapak rongsokan di Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten. Polisi pun masih melakukan pendalaman terkait temuan tersebut.

TRIBUNNEWS.COM - Beredar video yang memperlihatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) berserakan di sebuah lapak rongsokan dan viral di media sosial.

Dalam video tersebut, tampak sebagian KIP berada di dalam kardus berlogo salah satu bank BUMN dan karung serta tersegel dalam amplop putih.

Adapun amplop tersebut tertulis nama pelajar dan sekolah penerima.

Imbas viralnya video tersebut, Polres Lebak pun melakukan penyelidikan.

Dikutip dari Tribun Banten, lokasi lapak rongsokan yang diduga digunakan untuk menjual KIP itu berada di Desa Narimbang, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

Kasat Reskrim Polres Lebak, Iptu Andi Kurniady menuturkan pihaknya masih melakukan pendalaman.

Baca juga: Cara Daftar KIP Kuliah untuk Peserta UTBK-SNBT 2023, Siapkan NIK, NISN, NPSN, dan E-mail

Andi mengungkapkan pihaknya juga telah memintai keterangan dari pemilik lapak rongsokan tersebut.

"Masih kita dalami," ujarnya.

Andi juga mengatakan belum mengetahui jumlah pasti KIP yang berada di lapak rongsokan tersebut.

Namun, sambungnya, pihaknya telah mengambil tiga kardus yang menjadi tempat diletakannya KIP tersebut sebagai sampel.

"Jumlah totalnya belum kita hitung," tuturnya.

Selain itu, Andi juga menuturkan ada seseorang yang sengaja membawa puluhan ribu KIP tersebut ke lapak rongsokan.

Hal ini diketahui dari keterangan pemilik lapak rongsokan.

"Berdasarkan keterangan pemilik lapak bahwa ada yang bawa untuk ditimbang (Dijual),"

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini