Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banjir merendam dua desa di wilayah Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Peristiwa tersebut terjadi pascahujan dengan intensitas tinggi melanda wilayah tersebut Kamis, (6/4/2023) pukul 22.07 waktu setempat.
Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan, hingga Jumat (7/4) pukul 18.52 WIB dari data sementara yang berhasil dihimpun, ada dua desa terdampak yaitu Desa Tompira dan Desa Bunta di wilayah Kecamatan Petasia Barat.
Banjir berdampak pada 1.957 kepala keluarga yang tinggal di dua desa tersebut.
Sebanyak 1.957 unit rumah warga terendam dengan ketinggian muka air bervariasi antara 35 hingga 90 centimeter.
“Belum ada laporan mengenai korban jiwa maupun warga mengungsi akibat kejadian ini,” ujar Plt Kapusdatin BNPB Abdul Muhari, Jumat, (7/4/2023).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Morowali Utara beserta tim gabungan langsung menuju lokasi terdampak guna melakukan penanganan awal bencana seperti pendataan, kaji cepat dan berkoordinasi dengan pihak terkait guna melakukan penanganan lebih lanjut.
Berdasarkan informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Sulawesi Tengah pada Sabtu (8/4) dan Minggu (9/4) akan berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang pada siang dan malam hari di wilayah Kota Palu, Sigi, Donggala, Parimo, Poso, Touna, Tolitoli, Buol, Morowali, Morowali Utara, Banggai, Banggai Laut dan Banggai Kepulauan.
Baca juga: Hentikan Proyek Reklamasi Tambang Nikel di Morowali, Ini Penjelasan KKP
Menyikapi hal tersebut, BNPB mengimbau kepada seluruh pihak di daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan menhadapi bencana banjir dengan rutin membersihkan saluran-saluran air agar tidak tersumbat yang dapat menyebabkan banjir, kemudian membentuk tim penanganan bencana di tingkat desa dan selalu memperhatikan informasi cuaca secara aktual.
“Tetap perhatikan kondisi cuaca dalam menentukan aksi dini sebelum bencana terjadi. Jika hujan lebat menerus terjadi selama lebih dari satu jam, masyarakat di sekitar daerah aliran sungai dan lereng tebing yang curam agar berinisiatif untuk melakukan evakuasi mandiri hingga dua atau tiga jam setelah hujan berhenti,” pungkasnya.