TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru soal kasus dukun sadis di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Slamet Tohari atau Mbah Slamet, tersangka kasus pembunuhan dengan modus dukun pengganda uang diketahui telah membunuh belasan orang.
Dua diantaranya Suheri dan Riani, warga Lampung.
Setelah menjalani sejumlah tes, jenazah Suheri dan Riani identik dengan hasil tes DNA anak korban.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kasat Reskrim Polres Pesawaran Polda Lampung, AKP Supriyanto Husin.
"Informasinya benar memang korban Suheri dan Riani merupakan warga Kabupaten Pesawaran, setelah semuanya selesai nanti akan dipulangkan," ucapnya seperti yang diwartakan Tribunpesawaran.com.
Baca juga: Fakta Terbaru Kasus Dukun Sadis di Banjarnegara, 11 Saksi Diperiksa hingga 8 Korban Teridentifikasi
Ia juga mengatakan, jenazah keduanya akan dipulangkan ke Lampung hari ini, Senin (10/4/2023).
"Saat ini diketahui berangkatnya siang hari, dan kemungkinan sampai subuh," kata dia.
Makam untuk keduanya juga sudah digali.
Riyanto mengatakan, pasangan suami istri tersebut akan dimakamkan dalam satu lubang.
"Dan satu liang lahat tersebut nanti akan dimakamkan jenazah Suheri dan istri secara berdampingan," ucapnya.
Satu liang lahat tersebut juga permintaan dari pihak keluarga.
"Sehingga saat jenazah tiba, bisa disalatkan dan kemudian langsung dimakamkan," paparnya.
Jenazah Suheri dan istri akan dimakamkan di TPU Dusun Kalirejo 2, Desa Kalirejo, Kecamatan Negeri Katon.
"Kabar terbaru yang diinformasikan dari anak korban yakni Rani Dwi Wulandari bahwa saat ini jenazah sedang dalam perjalanan pulang," pungkas Riyanto.
Cerita Anak Korban
Diketahui, Suheri dan istrinya telah hilang sejak tahun 2021.
Mengutip Tribun Pesawaran, anak bungsu korban mengatakan bahwa orang tuanya hendak pulang ke rumah sebelum hilang kontak.
Rani, anak korban mengungkapkan, mereka terakhir berkomunikasi pada 8 September 2021.
"Dia bilang sudah mau pulang dari lokasi daerah sana," ucap Rani.
Saat orang tuanya akan berangkat ke Jawa, korban mengaku akan bekerja.
"Saat itu ayah pamit hendak bekerja, karena ayah merupakan bekerja sebagai pemborong," ucap Rani.
Kala itu, ayah Rani pamit ke Tulungagung.
"Tetapi saat itu ayah bilang daerahnya bukan di Semarang tapi di Tulungagung," jawab Rani.
Rani pun sering menanyakan, kapan orang tuanya pulang.
"Namun, hanya bilang nanti dan sebentar lagi,"
"Beberapa hari lagi,"
"Terakhir ayah itu nelpon ga ke angkat pukul 17.30 pada 8 September 2021 sebelum lost kontak, dan setelah ditelpon balik sudah tidak aktif," kenangnya.
Rani juga mencoba menghubungi ibunya, namun juga tak ada balasan.
"Pernah menelpon hape dan nomor WA, bahkan sudah minta tolong teman dan saudaranya (pakde)," ujar dia.
Hingga pada akhirnya, ia dikabari bahwa orang tuanya meninggal karena menjadi korban pembunuhan oleh Slamet, dukun yang mengaku bisa menggandakan uang.
(Tribunnews.com, Renald)(Tribunpesawaran.com, Oky Indra Jaya)