TRIBUNNEWS.COM - Kasus pencabulan yang terjadi di sebuah pondok pesantren (ponpes) di Wonosegoro, Bandar, Batang, Jawa Tengah mendapat sorotan dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Politisi partai PDIP itu menghadiri konferensi pers kasus pencabulan yang dilakukan pimpinan ponpes bernama Wildan Mashuri Amin (57) terhadap 14 santriwati.
Bahkan Ganjar menemui pelaku secara langsung dan menanyakan sejumlah pertanyaan.
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi juga turut hadir dalam konferensi pers yang digelar di Mapolres Batang, Selasa (11/4/2023).
Ganjar Pranowo memberikan sejumlah pertanyaan kepada pelaku mulai dari pekerjaan hingga memiliki anak perempuan atau tidak.
Baca juga: Momen Jokowi dan Ganjar Pranowo Salat Tarawih Bersama di Masjid Syekh Al Zayed Solo
Pelaku yang mengenakan baju tahanan menjawab jika ia bekerja sebagai guru ngaji dan telah memiliki anak perempuan.
Sambil tertunduk, pelaku mengaku perbuatannya mencabuli santriwati tidak dibenarkan oleh agama.
Menurut Ganjar, ponpes tersebut akan dievaluasi oleh tim yang dibuat oleh pemerintah.
Ia mengancam akan menutup ponpes jika ditemukan sejumlah pelanggaran.
"Dari evaluasi apakah layak untuk dilaksanakan proses belajar mengajarnya atau kita tutup karena ini betul-betul tidak memberikan pembelajaran yang baik dan memberikan cela kepada siapapun," paparnya.
Hal tersebut diunggah Ganjar di akun Instagramnya @ganjar_pranowo pada Selasa (11/4/2023).
Ganjar juga meminta pelaku untuk jujur menyebutkan jumlah korban pencabulan.
Dari pengakuan pelaku, jumlah santriwati yang menjadi korban pencabulan sekitar 15 orang dan ada alumni ponpes.
"Kelalen (lupa) Pak, sekitar 15, baru melakukan itu 2019, ada alumni 1 atau 2," ujar pelaku, dikutip dari TribunJateng.com.
Baca juga: Aksi Bejat Pengasuh Pondok Pesantren di Batang Terbongkar, Cabuli Santriwati Cantik dengan Modus Ini