TRIBUNNEWS.COM - Paman dari Pratu Miftahul Arifin, Rohmadi, membagikan cerita perjuangan sang keponakan demi bisa jadi prajurit TNI.
Kegigihan Pratu Miftahul bermula pada tahun 2014.
Saat itu dirinya mendaftarkan diri sebagai calon bintara TNI Angkatan Darat.
Namun, nasib baik belum berpihak kepada Pratu Miftahul.
Gagal jadi bintara tidak mematahkan semangatnya untuk terus berjuang.
Pratu Miftahul kemudian mencoba peruntungannya dengan mendaftarkan diri sebagai calon tamtama.
Baca juga: Helikopter Belum Bisa Merapat, Jenazah Pratu Miftahul Arifin Belum Bisa Dievakuasi Hari Ini
Bahkan, ia rela utang uang milik sudara untuk biaya perjalanan pulang-pergi dari kampungnya di Kabupaten Pacitan ke Kabupaten Magelang.
“Untuk biaya akomodasi mendaftar catam di Magetan sampai pinjam uang ke saudara. Setelah jadi, dapat gaji juga langsung dilunasi,” kata Rohmadi, dikutip dari TribunJatim.com, Selasa (18/4/2023).
Rohmadi melanjutkan, keponakannya memang semenjak kecil sudah bercita-cita sebagai anggota TNI.
Sehingga meskipun sempat gagal, tidak membuat Pratu Miftahul melupakan keinginannya itu.
“Orangnya (Pratu Miftahul Arifin) sepak terjangnya dari kecil pengen jadi angkatan. Selepas SMA istirahat setahun,” tambahnya.
Rohmadi menambahkan, Pratu Miftahul bukan pertama kali ini ditugaskan ke Papua.
Sebelumnya, pada tahun 2018 sudah diberangkatkan untuk mengamankan wilayah yang dulu bernama Irian Barat tersebut.
Penugaskan kedua kepada Pratu Miftahul terhadi pada Mei 2022.
Baca juga: Profil Pratu Miftahul Arifin, Gugur Karena Ditembak KKB Papua, Tinggalkan Anak Usia 2 Tahun