3. Cerita di Balik Ayah Bunuh Anak di Gresik, Korban Tulis Pesan Perpisahan untuk Teman, Berikut Isinya
Kasus ayah bunuh anak di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, menyisakan cerita pilu di baliknya.
Korban AK alias Z yang berumur 9 tahun itu seakan merasa ajalnya sudah dekat.
Beberapa jam sebelum dibunuh ayahnya, Z diketahui sempat menulis pesan untuk temannya.
Pesan tersebut berupa gambar empat anak perempuan yang tidak lain adalah ketiga teman dan korban.
Dikutip dari foto yang diterima TribunJatim.com, selain gambar, pesan juga berisi kalimat bernada perpisahan:
Dari Zee untuk Airin.
Selamat tinggal Airin. Selamat kenal Zee dan Pelangi dan Alea
Penjelasan polisi
Wakapolres Gresik, Kompol Erika Purwana Putra menjelaskan, pihaknya menemukan surat korban saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Lokasinya berada dalam rumah pelaku dan korban di Kecamatan Menganti, Gresik, Jawa Timur.
Erika menyebut, pesan itu ditulis Z saat bersama teman-temannya.
"Korban malamnya sebelum tidur sempat menggambar cerita dengan teman-temannya. 'Selamat tinggal Airin, Zee," ujarnya, dikutip dari TribunJatim.com, Senin (1/5/2023).
Surat yang ditulis korban lalu diperlihatkan ke pelaku sekaligus ayah Z, Muhammad Qo'dad Af'alul Kirom alias Afan (29).
Seketika Afan meneteskan air mata di hadapan petugas.
4. Ombudsman Ungkap Lift Bandara Kualanamu Kurang Aman hingga Hotman Paris Mundur Tangani Kasus Aisyah
Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara mengatakan lift Bandara Kualanamu kurang aman digunakan.
Ombudsman mengatakan tidak ada petunjuk informasi yang cukup terkait penggunaan lift.
Baca juga: Kata Ombudsman RI soal Pemeriksaan Lift Bandara Kualanamu: Informasi Tentang Lift Dua Pintu Kurang
Ombudsman melaksanakan inspeksi mendadak (Sidak) ke Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara buntut dari seorang pengunjung, Aisiah Sinta Dewi Hasibuan ditemukan tewas di bawah lift.
"Setelah kami lihat tadi, jaminan keamanan dan keselamatan penyelenggara layanan yang diberikan Kualanamu itu kurang. Alasannya apa? Sistem informasi di lift misalnya, kalau kita lihat dari CCTV Informasi tentang penggunaan lift itu tidak terlihat. Cara penggunaan, pintunya ada di mana, ada berapa. Itu gak jelas," kata Kepala Ombudsman Sumut, Abyadi Siregar, Senin (1/5/2023).
Abyadi mengatakan, harusnya ada informasi yang bisa dilihat oleh pengguna jasa kalau masuk dari pintu satu akan keluar dari pintu yang lain.
Informasi-informasi penggunaan lift itu dianggap kurang, padahal bagian dari jaminan keamanan dan keselamatan bagi pengguna jasa layanan.
Hal ini lantaran pintu lift mempunyai dua arah.
"Kan ini yang sebenarnya yang menyebabkan kematian (korban tidak tau keluar dari mana). Kedua fungsi-fungsi tombol emergency itu juga tidak berfungsi," kata Abyadi.
Dia bilang, tombol yang ada di loft tidak merespon ketika dipencet.
"Enggak ada lampu. Kan ada dua itu emergency calling dan emergency lonceng. Kalau calling bisa ngomong. Kalau pencet mungkin berbunyi. Tadi kami coba kayaknya gak ada respon. Ntah kemana bunyinya. Lampu juga enggak terlihat. Dua tombol emergency tidak berfungsi," kata Abyadi.
Mantan wartawan harian terbitan Medan ini berpendapat, Bandara Kualanamu yang menjadi sebuah bandara yang dikelola oleh dua perusahaan besar dan diback up oleh perusahaan asing asal India harusnya tidak punya layanan seperti itu.
Sebagai pengelola, kata dia, harusnya bisa memberikan jaminan dan keamanan kepada pengguna layanan.
"Kemudian dari konstruksi lift, setiap lantai lift mestinya tidak ada ruang kosong di depan pintu. Seperti korban ini, walaupun pintu salah bukan itu pintu keluar, tapi mestinya lantai lift itu tidak ada ruang kosong. Itu harus ditutup. Udah kita periksa tadi dan bolong," sebut Abyadi.
5. Kronologi Pemeran Ikal Laskar Pelangi Ditangkap Polisi, Bawa Samurai hingga Terlibat Tabrak Lari
Pemeran Ikal dalam film Laskar Pelangi, Zulfani Pasha diamankan petugas Polsek Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung karena membawa senjata tajam jenis samurai di jalanan.
Selain Zulfani Pasha, terdapat tiga pria dan satu wanita yang diamankan dalam kasus yang sama.
Kasat Reskrim Polres Belitung Timur, AKP Wawan mengatakan tujuan para pelaku membawa samurai di jalanan bukanlah untuk melakukan begal.
Meski begitu para pelaku yakni Zulfani Pasha (26), istri Zulfani PA (22), pengemudi A (18), AL (22), dan H (18) tetap ditahan.
"Saya konfirmasi, jadi bukan aksi begal tapi membawa senjata tajam tanpa izin dan membahayakan orang di jalanan," paparnya, Minggu (30/4/2023), dikutip dari PosBelitung.com.
Aksi kriminal tersebut dilakukan pada Jumat (28/4/2023) pukul 23.00 WIB di wilayah Gantung, Belitung Timur.
Alasan keempat pelaku membawa senjata samurai di jalanan untuk menakut-nakuti pengendara lain.
Kemudian pada Sabtu (29/4/2023) sekitar pukul 01.00 WIB, Zulfani Pasha dilaporkan melakukan tabrak lari dan sempat terlibat aksi kejar-kejaran dengan korban.
Korban yang tidak dapat mengejar mobil yang dikendarai Zulfani Pasha melaporkan kasus tabrak lari ke pos polisi terdekat.
Petugas Kanit Intel Polsek Gantung yang menerima laporan langsung mengejar mobil Zulfani Pasha yang melaju dengan kecepatan tinggi.
(Tribunnews.com)