News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kejanggalan Muskot Taekwondo Solo, FX Rudy Ditolak jadi Ketua dan Protes Keluarga Korban Pencabulan

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FX Rudyatmo Ganti Jabat Tangan dengan Simbol Hati: Simbol Perdamaian. Nama FX Rudyatmo diusulkan menjadi ketua Pengkot Taekwondo Solo namun ditolak.

TRIBUNNEWS.COM - Hasil Musyawarah Kota (Muskot) pemilihan Pengurus Kota (Pengkot) Taekwondo Solo, Jawa Tengah dianggap janggal.

Muskot yang digelar pada Minggu (7/5/2023) menetapkan Brillian Noktiluca Priliko sebagai Ketua Pengkot Taekwondo Solo yang terpilih lewat jalur aklamasi.

Para orang tua korban pencabulan memprotes hasil Muskot karena ketua terpilih punya kedekatan dengan pelaku pencabulan, Donny Susanto.

Diketahui, Donny Susanto merupakan mantan Ketua Pengkot Taekwondo Solo yang kini ditahan karena terlibat kasus pencabulan.

Baca juga: Ketua Pengkot Taekwondo Solo Terpilih Ternyata Pernah Diperiksa Kasus Pencabulan Murid Tersangka DS

Korbannya yakni para murid laki-lakinya yang masih di bawah umur.

Saat Muskot digelar, para orang tua korban dan wali murid lain melakukan demo di luar gedung.

Pelatih Senior Taekwondo Solo, Master Tanu Krismanto menduga ada kecurangan yang sudah direncanakan oleh sejumlah pihak agar Brillian Priliko terpilih sebagai Ketua Pengkot Taekwondo Solo.

Ia mengaku pihaknya sudah mengusulkan nama mantan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo sebagai calon Ketua Pengkot Taekwondo Solo tapi ditolak.

"Pihak kami 6 Dojang yang diberikan SK, kami mengusulkan nama FX Hadi Rudyatmo." 

"Namun kami kalah oleh pihak lain yang diduga terdapat kecurangan saat pemilihan," paparnya, Rabu (10/5/2023), dikutip dari TribunSolo.com.

Menurutnya pihak yang diduga curang sudah mengantongi 41 Surat Keputusan (SK) sehingga kehadirannya bersama dojang (tempat latihan) lain sia-sia.

Lantaran tidak puas dengan hasil Muskot Taekwondo Solo, pihaknya memilih meninggalkan ruangan atau walk out.

Baca juga: Kaesang Diisukan Akan Diusung Partai Gerindra di Pilkada Solo, Begini Reaksi Gibran

Gibran Protes

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengaku kecewa dengan hasil Muskot karena ketua yang terpilih memiliki kedekatan dengan pelaku pencabulan, Donny Susanto.

Meski Donny Susanto sudah ditahan, Gibran menduga masih ada pelaku lain yang terlibat kasus pencabulan di lingkup Taekwondo Solo.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dalam program Rosi Kompas TV, Kamis (13/4/2023). (Kompas TV)

"Ketuanya baru, saya tidak setuju kalau ketuanya itu. Biar diurus KONI dan lainnya."

"Intinya kasus kemarin (pelecehan seksual oleh Ketua Pengkot Taekwondo sebelumnya) terus dikembangkan. Soalnya korbannya bertambah," ungkapnya, Selasa (9/5/2023), dikutip dari TribunSolo.com.

Ketua Pengkot Taekwondo yang baru terpilih juga satu dojang (tempat latihan) dengan Donny Susanto.

Hal ini membuat Gibran memprotes hasil Muskot.

"Korban sebanyak itu tidak mungkin tersangkanya hanya satu. Dan dia juga punya kedekatan dengan tersangka (Donny Susanto) tapi urusan (penyelidikan) kembali lagi ke Pak Kapolresta," tegasnya.

Politisi PDIP ini mengaku memiliki tanggungjawab kepada para orang tua korban pencabulan yang juga tidak setuju dengan hasil Muskot.

Menurut Gibran, Muskot yang diadakan juga janggal karena tanpa ada pemberitahuan ke KONI.

Baca juga: Minta Stadion Manahan jadi Lokasi FIFA Match Day, Gibran Ingin Obati Kekecewaan Warga Solo

Dirinya yang menjabat sebagai Wali Kota Solo juga tidak diundang.

"(Pemilihan Ketua Pengkot) Lha embuh, tiba-tiba buat Muskot, kene ra diundang (saya tidak diundang). KONI juga, belum mendengar masukan-masukan dari Dojang lain."

"Kemarin ada protes ibu-ibu dan bapak-bapak korban. Masak dipilih dari Dojang yang sama. Itu masalah etika," tandasnya.

Gibran meminta Pengkot Taekwondo Solo mengembalikan kepercayaan masyarakat karena nama Taekwondo di Solo sudah tercoreng.

"Saya yakin banyak calon-calon yang lebih baik, lebih bagus juga. (Aklamasi) koyo ra eneng liyane (seperti tidak ada yang lain)," pungkasnya.

Donny Susanto, terduga pelaku kasus dugaan tindak pidana pencabulan anak di bawah umur ketika memberi keterangan dalam jumpa pers di Mapolresta Solo, Jumat (24/3/2023). DS merupakan pelatih dojang Taekwondo di Gilingan, Kota Solo (TribunSolo.com/Adi Surya Samodra)

Sosok Donny Susanto

Sebelumnya, Polisi telah menangkap instruktur Taekwondo di Solo, Jawa Tengah yang melakukan pelecehan terhadap muridnya yang masih di bawah umur.

Pelaku dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolresta Solo, Jumat (24/3/2023).

Perbuatan menyimpang pelaku diduga dilakukan selama 2,5 tahun.

Dalam konferensi pers, Donny Susanto mengaku telah berkeluarga.

Baca juga: Gibran Kontak Erick Thohir agar Solo Bisa Gelar Laga Timnas Indonesia vs Argentina

"Sudah berkeluarga, punya satu orang anak," ungkap pelaku.

Ia mengatakan merasa nyaman dengan para korban sehingga muncul niat untuk melakukan pelecehan seksual.

"Sering ketemu dengan anak-anak, (Awalnya) mau mengarahkan," sambungnya.

Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi mengungkap, pelaku melakukan pencabulan di dua tempat.

"Ada dua TKP (Tempat Kejadian Perkara), satu ada di Dojang, satunya ada di hotel," terangnya.

Pelaku melakukan pencabulan di hotel saat para korban mengikuti sebuah try out atau latihan pertandingan.

Atas perbuatannya, pelaku terancam hukuman penjara selama 12 sampai 15 tahun karena melanggar beberapa ketentuan Undang-undang.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSolo.com/Adi Surya/Andreas Chris)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini