Bahkan, bisa menyebabkan kematian bayi yang dilahirkan.
Baca juga: Kebiasaan Aktivitas Seksual Memicu Sifilis Naik Tajam di Indonesia
Untuk mencegahnya selalu dilakukan tes laboratorium sederhana sebelum persalinan.
Dilakukan skrining terhadap berbagai macam penyakit seperti Hepatitis B, sifilis, HIV, malaria, TBC, dan sebagainya.
"Sifilis bisa diobati dan ada obatnya seperti antibiotik," bebernya.
Disinggung kenaikan kasus sifilis di DIY dalam beberapa tahun terakhir, Rini belum bisa membeberkan alasannya.
Sebab perlu dilakukan kajian secara lebih mendalam untuk mengetahui penyebabnya.
"Harus dilihat faktor risikonya. Kalau saya nggak lihat data nanti tidak evidence based," katanya.
Peningkatan Kasus di Bangka Belitung
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Bangka Belitung, penyakit sifilis terjadi peningkatan.
Tercatat pada tahun 2021, ada 28 orang dengan rincian 10 orang laki-laki dan 18 orang perempuan.
Pada tahun 2022, ada 36 orang dengan rincian 14 orang laki-laki dan 22 orang perempuan.
Data tahun ini hingga Mei 2023, ada 36 orang dengan rincian 14 orang laki-laki dan 22 orang perempuan.
Baca juga: Kasus HIV dan Sifilis Meningkat, Penularan Didominasi Ibu Rumah Tangga
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Siloam Bangka, dr Dewi Utami Putri SpKK mengungkapkan gejala penyakit sifilis.
"Gejala bergantung pada tahapan penyakitnya primer, sekunder, tersier dan laten," ujar dr Dewi, Senin (22/5/2023).