Pria berambut putih itu mengatakan, kehadiran para bhikkhu thudong ke Jawa Tengah dan antusias warga dalam penyambutan adalah refleksi kebhinekaan bangsa Indonesia.
“Hari ini mereka istirahat di Musala, dan betapa sebenarnya cerminan yang sangat bagus ya masyarakat membantu, menyambut para bhikkhu dari Thailand ini yang sudah berjalan sangat-sangat jauh,” ujarnya.
Selain menunjukkan kebhinekaan bangsa Indonesia, Ganjar menyebutkan kehangatan dan keramahan masyarakat terhadap para biksu thudong itu merupakan sifat asli masyarakat Indonesia yang dikenal ramah dunia.
Ganjar berharap masyarakat bisa terus merawat dan memelihara nilai-nilai kebhinekaan bangsa Indonesia untuk menunjukkan tingkat toleransi umat beragama di tanah air.
Ia ingin suasana dan keramahan yang ditunjukkan masyarakat Jawa Tengah bisa memberikan kenyamanan.
Hingga para Bhikkhu yang tengah melakukan ritual Thudong itu tiba di Borobudur, Magelang.
“Sebentar lagi mereka akan sampai di Borobudur, untuk memulai prosesi-prosesi ritual keagamaan. Ya tentu kita menyambut dengan senang tamu-tamu kita, mudah-mudahan ini cerminan keramahan Indonesia terhadap siapapun,” katanya.
Thudong yang dilakoni para biksu merupakan perjalanan religi yang ditempuh dengan cara berjalan kaki sejauh ribuan kilometer.
Mereka berjalan kaki dari Negeri Gajah Putih untuk menghadiri puncak perayaan Waisak di Candi Borobudur pada 4 Juni 2023 mendatang.
Para biksu sudah berjalan kaki dari Nakhon Si Thammarat, Thailand Selatan sejak 23 Maret 2023 lalu.(Tribun Jateng/Hermawan Endra)