TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Ketua DPR RI Puan Maharani menyarankan agar menyederhakan istilah Imunisasi Inactivated Polio Vaccine Dosis Kedua (IPV-2).
Puan Marahani mengatakan agar cukup disebut Imunisasi Polio saja.
Baca juga: Dinkes DKI Jakarta Catat 99 Kasus Diduga Polio, 46 Kasus Dinyatakan Negatif
Hal tersebut disampaikan Puan saat mengecek pencanangan imunisasi tersebut di Gedung Grha Bung Karno, Klaten, Rabu (21/6/2023).
Bahkan itu juga disampaikan Puan langsung di hadapan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin
"Bener gak ibu-ibu? Daripada IPV dosis ke 2 bikin pusing, mumet, lebih mudah bila disebut Imunisasi Polio saja," kata Puan.
"Lebih mudah (diterima)," imbuhnya.
Penggunaan istialh Imunisasi IPV-2 itu perlu adanya sosialisasi yang lebih gencar.
Itu agar keluarga tidak curiga terhadap program imunisasi tersebut.
Baca juga: Simak Cara Pencegahan Penyakit Polio
Sementara itu, Budi merespons dengan mengangkat jempol.
"Imbauan juga kepada kepala daerah masing-masing agar memberikan pelayanan yang terbaik, harus dipastikan memberi pelayanan dengan nyaman," ucapnya.
Hal tersebut dilakukan supaya tidak mempengaruhi kepercayaan masyarakat dalam program imunisasi tersebut.
Jadi Tuan Rumah
Adapun Kabupaten Klaten dipilih Kementrian Kesehatan (Kemenkes) jadi tempat pencanangan imunisasi inactivated polio vaccine 2 (IPV2) di Grha Bung Karno, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten, Rabu (21/6/2023).
Sebagai informasi, imunisasi polio tersebut merupakan vaksinasi untuk virus polio dosis kedua yang diberikan untuk balita usia 9 bulan.
Baca juga: 5 Faktor Penyebab Polio Tak Sepenuhnya Hilang di Indonesia