Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemendikbudristek meluncurkan program Kenduri Swarnabhumi 2023 untuk melestarikan Sungai Batanghari di Provinsi Jambi.
Kenduri Swarnabhumi adalah pemajuan kebudayaan Melayu, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hubungan antara kebudayaan dan pelestarian lingkungan, khususnya sungai di Jambi.
"Kegiatan kenduri Swarnabhumi di 2022 yang lalu mendapatkan perhatian sangat positif dari semua kalangan dan Insya Allah ini lebih besar dan menarik lagi dari tahun kemarin, yang jelas harus ada peningkatan," ujar Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid melalui keterangan tertulis, Minggu (25/6/2023).
Swarnabhumi 2023 ini merupakan kelanjutan dari program Kenduri Swarnabhumi 2022.
Program ini bertujuan untuk menelusuri kembali jejak peradaban Kerajaan Melayu di DAS Batanghari yang berusia 600 tahun mulai abad ke 7 Masehi hingga ke 14 Masehi.
Baca juga: Batik Tulis Giri Wastra Pura Girilayu Karanganyar, Lestarikan Budaya Leluhur di Kaki Gunung Lawu
"Di tahun ini kita kembali diberi amanah dan kepercayaan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia untuk menyelenggarakan Kenduri Swarnabhumi Tahun 2023," ucap Hilmar.
Sementara itu, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek Mahendra mengungkapkan, Kenduri Swarnabhumi kembali digelar tahun 2023 dengan berkolaborasi dengan 10 Pemerintah Kabupaten Kota di Provinsi Jambi serta Kabupaten Dharmasraya dan Sijunjung di Provinsi Sumatera Barat
“Tahun 2022, Kenduri Swarnabhumi sukses dilaksanakan mulai dari Sijunjung, Dharmasraya, Tebo, Bungo, Kerinci, Merangin, Sarolangun, Batanghari, Muara Jambi, Kota Jambi, dan Tanjung Jabung Timur," ucap Mahendra.
Ia menjelaskan, Kenduri Swarnabhumi pada tahun 2023 berfokus pada tiga kegiatan utama sebagai upaya menghubungkan kembali masyarakat dengan peradaban Sungai Batanghari.
Yang pertama adalah peningkatan kapasitas masyarakat terutama komunitas budaya dalam berbagai pengetahuan tentang kebudayaan. Khususnya yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan sungai sebagai upaya pemajuan kebudayaan untuk hidup yang berkelanjutan.
Yang kedua adalah pelaksanaan festival daerah yang mengangkat budaya berakar lokal dengan berbagai pengembangan sesuai konteks masing-masing budaya tersebut sebagai identitas masyarakat.
Kemudian yang ketiga adalah pelaksanaan Ekspedisi Batanghari yang akan mengaktivasi daerah pinggiran sungai Batanghari dengan berbagai kegiatan seperti penanaman pohon, penebaran benih ikan, pembersihan sungai.
Baca juga: Kemendikbudristek Minta Pemda Tambah Formasi Guru PPPK Tahun 2023
"Serta diskusi yang akan membahas tindak lanjut upaya pelestarian DAS Batanghari sebagai implementasi lahirnya Piagam Batanghari,” jelas Mahendra.
Peluncuran kegiatan ini melibatkan ribuan penggiat budaya dari lebih dari 20 komunitas, serta pelaku UMKM sebanyak 40 komunitas itu diselenggarakan, diantaranya pameran seni mural dan instalasi, parade busana, dan pertunjukan teater Dul Muluk dan pentas musik RAIN.
Selain itu digelar pula Ekspedisi Batanghari, Lokakarya dan Pemberdayaan Komunitas, Pemajuan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi, Seminar dan Talkshow Peradaban DAS Batanghari, Festival Daerah, hingga Penerapan dan Penguatan Kembali Piagam Batanghari.