Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Batik tulis Giri Wastra Pura (GWP) merupakan produsen batik yang terletak di Dukuh Wetankali, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Desa Girilayu menjadi sentra industri perajin batik yang sudah turun-temurun sejak zaman Mangkunegara I atau sekira tahun 1775.
Seperti Partinah (55), pemilik usaha batik tulis Giri Wastra Pura yang merupakan generasi keempat pembatik di keluarganya.
Batik tulis Giri Wastra Pura merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) peserta BRI Incubator 2019.
Produk Giri Wastra Pura adalah batik tulis yang memiliki ciri khas motif tersendiri.
"Ciri khas motif kami adalah Tugu Tri Dharma yang terletak di antara makam Bapak Soeharto dan makam Pangeran Sambernyawa," ungkap Partinah saat dijumpai, Selasa (23/6/2023).
Diketahui, Desa Girilayu merupakan lokasi kompleks makam Astana Mangadeg dan Astana Giribangun berada.
Astana Mangadeg merupakan makam Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara I yang bernama Raden Mas Said atau dijuluki Pangeran Sambernyawa, beserta raja-raja dan bangsawan Mangkunegaran.
Sementara Astana Giribangun dikenal sebagai lokasi makam Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, beserta Ibu Tien Soeharto.
Produk batik tulis Giri Wastra Pura merupakan lembaran kain dengan ukuran panjang 2,6 meter dan lebar 1,2 hingga 1,5 meter.
Harga batik tulis Giri Wastra Pura beragam, tergantung motif dan kerumitan prosesnya.
"Untuk harga kain yang sudah jadi sekitar Rp 500 ribu sampai Rp 1,5 juta, untuk hasil cantingan yang belum diwarnai," ujar Partinah.
Sementara batik tulis yang sudah diwarnai dibanderol mulai dari Rp 1,5 juta, tergantung proses pewarnaan.