TRIBUNNEWS.COM - Seorang warga Kelurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, Bantul bernama Sudirah (67) meninggal diduga karena kaget ketika gempa mengguncang.
Diketahui, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,4 terjadi pada Jumat (30/06/2023) pukul 19.57 WIB.
Gempa tersebut berpusat sekitar 85 kilometer barat daya Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Plh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Danang Samsurizal membenarkan ada satu warga yang meninggal saat gempa.
"Sudah dikonfirmasi. Meninggal dunia satu inisial S, perempuan 67 tahun asal Mulyodadi, Bambanglipuro, Bantul," paparnya, dikutip dari TribunJogja.com.
Baca juga: Update BMKG: Catat 44 Kali Gempa Susulan Guncang Bantul, Terbesar M 4,2
Kasi Humas Polres Bantul, Iptu I Nengah Jeffry Prana Widnyana mengungkapkan korban meninggal di dalam rumah dalam pelukan suaminya yang bernama Kuatdi (65).
Saat gempa terjadi korban dan suaminya sedang di rumah, tapi hanya Kuatdi yang melarikan diri keluar rumah.
Kuatdi yang menyadari korban masih di rumah masuk kembali untuk menyelamatkannya.
"Suami mendapati istri sudah tersengal-sengal di tempat tidur dan korban meninggal dalam pelukan suaminya," bebernya.
Belum diketahui penyebab korban meninggal karena petugas kepolisian masih menunggu hasil pemeriksaan dari tim medis.
Iptu I Nengah Jeffry menjelaskan korban sempat melakukan pemeriksaan di RSUD Saras Adyatma, Bambanglipuro, Bantul tiga hari sebelum meninggal.
Baca juga: Kisah Seorang Nenek Selamat dari Gempa Bantul, Tembok Rumahnya Ambruk
Dalam pemeriksaan tersebut kondisi korban dinyatakan sehat.
Sementara itu, Camat Bambanglipuro, Tri Manora mengatakan berdasarkan keterangan sejumlah warga korban meninggal karena kaget gempa terjadi secara tiba-tiba.
"Saat gempa mengguncang, sang suami berlari ke luar rumah."
"Namun sesaat kemudian, ia menyadari sang istri masih berada di dalam."
"Diduga kaget saat hendak bangun dari tempat tidurnya, beliau akhirnya sedo (meninggal) di pangkuan sang suami," jelasnya.
Menurutnya korban meninggal bukan terkena reruntuhan bangunan namun karena memiliki riwayat penyakit.
"Jadi secara efek langsung itu (gempa) tidak, diketahui sebelumnya ada riwayat sakit," imbuhnya.
Ia menambahkan di wilayah Bambanglipuro gempa mengakibatkan sejumlah rumah rusak.
"Setelah kami cek hanya terjadi kerusakan kecil seperti genteng melorot di sekira 11 titik," tuturnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJogja.com/Alifia Nuralita Rezqiana/Santo Ari)