News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dua Pengangguran di Ponorogo Bunuh Pensiunan TNI, Begini Kronologisnya

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi - Dua remaja pengganguran asal Jambi ini mencekik dan memukul korban menggunakan batu hingga tak bernyawa. 

TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO- Dua pengangguran, Jeki Rahmat Prawijaya (21) dan AAF (16) di Ponorogo, Jawa Timur membunuh seorang pensiunan TNI, Sumiran (57).

Pembunuhan terhadap pensiunan TNI di Ponorogo menggegerkan warga setempat.

Baca juga: Sosok Pelaku Pembunuhan Muazin di Surabaya, Pelaku Kabur usai Membunuh Adiknya, Kini Telah Ditangkap

Dua pengganguran asal Jambi ini mencekik dan memukul korban menggunakan batu hingga tak bernyawa. 

Jasad Sumiran lalu dibungkus karpet dan dibuang di kolong Jalan Tol Ngawi-Solo km 557. 

Awal kasus ini mencuat saat warga RT 02 RW 02, Dusun Jatisari, Desa Semanding, Kabupaten Ponorogo, geger akibat ditemukan bercak darah di pintu dan jendela di salah satu rumah kontrakan milik Sunardi. 

Awal kasus ini mencuat saat warga RT 02 RW 02, Dusun Jatisari, Desa Semanding, Kabupaten Ponorogo, geger akibat ditemukan bercak darah di pintu dan jendela di salah satu rumah kontrakan milik Sunardi. 

Hal ini beralasan karena malam sebelum bercak darah ditemukan, ada warga yang mendengar teriakan minta tolong dan gelagat tak wajar dari penghuninya. 

Apalagi dua penghuni yang mengontrak rumah itu, langsung menghilang sejak Jumat (23/6/2023) malam. 

Baca juga: Seorang Pria Tewas Mengambang di Kolam Renang di Kompleks Manahan Solo, Muka Membiru

Ketua RT 02, Heri Siswanto mengungkapkan pada Jumat (23/6/2023) malam, warga bernama Dimas mendengar suara minta tolong dari dalam rumah.

Dimas sempat keluar, namun tiba-tiba lampu rumah dimatikan.

“Tirai juga ditutup rapat. Dimas menunggu di depan rumahnya. Rumahnya Dimas kan di depan lokasi. Dimas juga telepon pemilik kontrakan,” jelas Heri pada Senin (26/6/2023).  

Setelah lampu dimatikan, jelas dia, terdengar suara gemuruh. Lalu ada suara dengkuran.

Lepas itu tidak terdengar suara apapun.

“Mas dimas masuk rumah sambil ngintip jendela, ada dua orang menyeret karpet. Satunya bawa hp pakai lampu dimasukkan ke dalam mobil,” bebernya.

Pemilik kontrakan mencoba ke lokasi pada Sabtu (24/6/2023) siang. Lantaran mulai pagi hingga siang jam 12.00 wib tidak ada aktivitas.

Saat pintu diketuk, tidak ada jawaban dari dalam rumah.

Baca juga: Tipu Daya Suprapto Terhadap Istrinya, Membuat Sulastri Yakin Suami yang Bunuh Putri Kandung Mereka

Pemilik lalu mencoba  masuk ke dalam ternyata barang-barang penghuni tidak ada.

Saat masuk kamar, dilihat karpet, bantal dan gayung hilang. 

“Yang mengejutkan dilihat di lantai ada bekas terus diteliti ada percikan darah. Yang punya rumah itu datang ke rumah saya. Melapor kejadian itu, saya datang kesana memastikan,” tambahnya.

Heri juga melihat di daun pintu ada percikan darah. Sementara lantainya bekas dipel dan banyak tisu.

“saya juga pulang lapor ke kamituwo. Dan melaporkan ke polisi. Pihak polisi sudah olah TKP pada Sabtu sore,” bebernya.

Baca juga: Pria Meksiko Bunuh Istri, Korban Dimutilasi dan Jasadnya Dilempar ke Jurang, Pelaku Tak Merasa Salah

Misteri bercak darah di rumah kontrakan RT 02 RW 02, Dusun Semanding, Desa Semanding, Kabupaten Ponorogo, akhirnya terpecahkan. 

Bercak darah itu berasal dari jasad Sumiran (57), warga Desa Pragak, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan.

Terungkapnya misteri ini setelah polisi mengidentifikasi temuan jasad dengan kondisi terbungkus karpet di bawah Tol Ngawi - Solo pada Kamis petang (28/6/2023).

Jasad ini ditemukan warga yang sedang mencari rumput di sekitar lokasi.

Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Nicolas Bagas Yudhi Kurnia mengatakan, Sumiran diduga korban pembunuhan di rumah kontrakan di Desa Semanding, Ponorogo.

"Kami telah memintai keterangan keluarga dan sejumlah saksi saksi. Hingga akhirnya mengerucut pada korban," ujarnya, Rabu (5/7/2023).

Pihaknya juga minta keterangan istri korban, guna mengenali fisik, yang diyakini jenazah sesuai dengan ciri suaminya. Serta analisis kendaraan korban.

Terpisah, Mertua Korban Samini (70), mengungkapkan, menantunya tersebut sudah tidak pulang ke rumah sejak 23 Juni.

Sumiran pergi pada malam hari, dengan mengendarai mobil Honda Jazz warna putih.

"Namun selama ini tidak ada kabar sama sekali. Biasanya kalau ada apa apa menelpon," ujarnya

Menurutnya, ketika coba dihubungi oleh  istrinya, juga tidak aktif. Sempat terlihat online pada Sabtu pagi, namun setelah itu tidak aktif sama sekali.

"Kemarin ada Polres Ponorogo yang datang ke rumah dan bertanya soal menantu saya. Katanya untuk mencocokkan dengan DNA atau diminta sampel DNA," paparnya. 

Dikatakan  Samini, korban mempunyai usaha di Ponorogo.

Baca juga: Kronologi Pria di Banten Bunuh Istri Karena Selingkuh

"Ada usaha warung angkringan di sana. Tapi sudah tutup sejak lama," pungkasnya.

Tak lama setelah temuan jasad Sumiran, polisi menangkap Jeki Rahmat Prawijaya (21) dan AAF (16) di Sumatera.

Saat pres rilis di Mapolres Ponorogo, Jeki Rahmat Prawijaya dihadirkan, Kamis (16/7/2023). Untuk AAF karena masih dibawah umur, tidak dihadirkan.

“Saya dan AAF menyesal sudah menghilangkan nyawa pak Sumiran,” ujar Jeki Rahmat Prawijaya kepada media, Kamis sore.

Dia menjelaskan bahwa memang sengaja merantau dari Jambi menuju bumi reog untuk mencari kerja. Kenapa mereka memilih Ponorogo? Jeki memgaku bahwa ada kelurga AAF di Ponorogo.

“Karena AAF kan ada keluarga di Ponorogo biar saya bisa nginap di tempat AAF seandainya tidak bisa makan bisa numpang di AAF atau keluarga AAF,” katanya.

Setelah sepekan di Ponorogo, dia berkenalan dengan korban melalui media sosial. 

Dia mencari pekerjaan, 3 hari belum kerja, terus cari info lowongan kerja di Ponorogo.

“Di buka medsos cari loker angkringan, sudah beberapa orang saya chat tp ga respon, jadi langsung ketemu nomor telepon, di inbox loker, katanya masih,” terangnya.

Dia mengaku, setelah sepakat mereka bertemu.

Hingga malam nahas itu terjadi.

“Kecewa, Dijanjikan pekerjaan tapi nanti-nanti,” tegasnya.

Saat malam, antara dua tersangka dan korban  terjadi pertengkaran mulut.

“Lagi emosi. Bagian nyekek saya.  AAF mukul. Saat korban mau berbaring,” pungkasnya.

Tidak hanya menghilangkan nyawa Sumiran. Kedua tersangka Jeki Rahmat Prawijaya (21) dan AAF (16) juga mengusai mobil milik korban. Mobil Honda jazz dijual dan dibelikan motor RX King.

“Setelah korban meninggal karena pukulan batu dan cekikan, kedua tersangka kemudian membungkusnya di karpet. Dan membawa korban menggunakan mobil Honda jazz,” ujar Kapolres Ponorogo, AKBP Wimboko, Kamis (6/7/2023).

Dia mengaku, mereka mengarah ke jalan Tol. Saat di Jalan Tol Ngawi-Solo km 557, kedua tersangka membuang korban di bawah kolong jembatan.

“Alasannya agar menghilangkan jejak. Makanya dibuang di kolong. Dikira tidak bakal ketahuan,” kata mantan Kapolres Bondowoso ini.

Baca juga: 10 Pria di India Divonis 10 Tahun Penjara karena Bunuh Pria Muslim

Dari situ, keduanya kabur ke rumah masing-masing di provinsi Jambi. Diduga, saat kabur keduanya mengendarai mobil berwarna putih itu dengan kecepatan tinggi.

“Karena itu kan kejadiannya malam ya. Pagi begitu juga sudah sampai di Jambi. Jadi memang sangat bercepatan tinggi,” tambahnya.

Saat di Jambi, keduanya memilih untuk menjual mobil korban. Mobil yang seharusnya laku ratusan juta, hanya dijual Rp 20 juta. Dan mobil sudah perpindahan tangan.

“Lalu dibelikan kendaraan RX King ini. Untuk mobil masih kami cari. Yang jelas laku Rp 20 juta dan sudah berupa motor RX King yang di depan,” pungkasnya.

Penulis: Ignatia

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Niat Asli 2 Remaja Habisi Pensiunan TNI di Ponorogo, Sempat Ada Jerit Aneh, Pelaku: Kesal Cuma Janji

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini