Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah Kota Solok Provinsi Sumatra Barat menyatakan, Gerakan Seribu Koin untuk Saudaraku yang Kurang Mampu (Gebuk Sakuku) berlandaskan adanya warga yang kelebihan dan kekurangan.
Wali Kota Solok Provinsi Sumatra Barat Zul Elfian Umar mengatakan, dengan program ini diharapkan masyarakat bisa saling gotong-royong untuk membantu.
"Inilah kita minta kesadaran bagi orang yang memiliki kelebihan, pada akhirnya uang ini dimasukkan ke dalam semacam (boks) celengan, nanti ditaruh di rumah, ditaruh di kantor.
Nanti kalau yang di kantor dikumpulkan Dinas Sosial, kalau di rumah dikumpulkan oleh pihak kelurahan," ujarnya saat berkunjung ke redaksi Tribunnews, Jakarta, Senin (10/7/2023).
Baca juga: Nilai Penting Kerja Sama dan Gotong Royong
Dia menjelaskan, uang yang dikumpulkan dari rumah ke rumah oleh pihak kelurahan serta dari kantor ke kantor oleh Dinas Sosial disimpan berbentuk rekening di bank.
"Setelahnya baru disalurkan, misal untuk bangun rumah masyarakat yang kurang bagus, yang tidak layak huni atau mungkin ada anak putus sekolah misalnya, anak yatim, atau orang yang butuh modal usaha katakan buat makanan ringan lontong bisa diberikan Rp 1 juta," kata Elfian.
Program Gebuk Sakuku tersebut, lanjutnya sudah berjalan hampir 3 tahun, dan berhasil untuk menekan angka kemiskinan ekstrem di Kota Solok.
"Hasilnya alhamdulilah kita bisa membantu di kelurahan juga ada laporannya, sudah terbantu misal ada anak-anak yang membutuhkan untuk baju sekolahnya, sehingga beban pemerintah juga bisa berkurang dengan bersama-sama kurangi beban ini karena pemda dananya juga terbatas.
Pemerintah daerah bersama-sama masyarakat bantu masyarakat dan alhamdulillah dari kegiatan itu, Kota Solok sekarang nomor 10 terendah angka kemiskinan ekstremnya (tahun 2022)" tuturnya.
Menurutnya Program Gebuk Sakuku memang dapat membantu dalam peningkatan dari sisi pendapatan masyarakat yang kurang mampu.
Baca juga: GMC Resmikan Warung Gotong Royong, Targetkan 200 Warung Binaan di Jabar
"Angka kemiskinan ekstrem Kota Solok termasuk paling rendah di Sumatra Barat. Insha Allah tahun ini kita tuntaskan (kemiskinan ekstrem) karena perintah Bapak Presiden tahun 2024 sudah harus selesai, tidak ada lagi masyarakat kita tergolong miskin ekstrem," ujar dia.
Elfian menambahkan, pihaknya mensyukuri warga dengan rezeki lebih di Kota Solok mau untuk membantu sesama masyarakat.
"Alhamdulillah kita bersyukur apakah itu ASN, orang-orang kaya, yang diberi kelebihan rezeki. Cukup dermawan masyarakat, mereka tidai hanya di masjid, tapi di rumah-rumah mereka sediakan uang itu, dan cukup membantu masyarakat kita apalagi di musim sekolah untuk kebutuhan baju dan sebagainya bersama-sama atasi masalah sosial," pungkasnya.