Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Ahmad Faisol
TRIBUNEWS.COM, BANGKALAN - Masyarakat nelayan di pesisir Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Bangkalan, Madura, Senin (17/7/2023) sore menemukan 3 bangkai ikan berukuran besar.
Bangkai ikan ditemukan tersebar.
Satu ekor di pesisir sisi barat Jembatan Suramadu, satu ekor di pesisir sisi timur Jembatan Suramadu dan satu ekor tepat berada di bawah Jembatan Suramadu.
Keberadaan bangkai tiga ekor hiu paus itu menarik perhatian Tim Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Jawa Timur, Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Bali, dan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Kanit Intelkam Polsek Sukolilo, Aipda Tofan Firgiawan mengatakan, bangkai ikan hiu paus yang berada di pesisir Pantai Rindu atau sisi barat Jembatan Suramadu berukuran sekitar 3 meter dengan kondisi perutnya sudah pecah.
Baca juga: Bukan Cuma Hiu Paus yang Jinak, Gisel Juga Suka Berenang Bareng Hiu Agresif
Sedangkan hiu yang berada di pesisir Laboratorium TNI AL (Labonsen) atau sisi timur Jembatan Suramadu ukurannya lebih besar, yakni sekitar 6 meter.
“Kemarin sore dilakukan pembedahan terhadap ikan hiu paus yang berada di bawah Jembatan Suramadu.
Beberapa organ yang berpotensi penyebar virus dan bakteri dibawa tim dari Unair. Seperti jantung, lidah, gigi, hati, liver, usus, lambung,” ungkap Tofan kepada Tribun Jatim Network, Rabu (19/7/2023).
Ia menambahkan, kini ketiga bangkai ikan hiu paus itu sudah hilang terbawa arus.
Sebelumnya, bangkai hiu paus yang berada di bawah Jembatan Suramadu sempat diikat oleh nelayan untuk kepentingan observasi.
"Tubuh hiu puas di bawah jembatan itu berukuran sedang, antara 4-5 meter. Ketika perutnya dibuka, sudah mengalami pendarahan,” pungkas Tofan.
Ketua Tim Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair Surabaya, drh Bilqisthi Ari Putra mengungkapkan, pihaknya bersepakat bahwa tiga ekor hiu itu disebut hiu paus karena panjang estimasi 5 meter dengan bobot estimasi hingga 2 ton.
“Dari FKH Unair satu tim beranggotakan 12 orang, bukan penelitian tetapi sifatnya pemeriksaan insidentil.
Kami melakukan autopsi hiu paus yang terdampar, mencari penyebab terdampar hingga kematian,” ungkap drh Bilqisthi.
Ia menjelaskan, peristiwa terdamparnya ikan hiu hingga mati di pesisir merupakan kejadian kesekian kalinya di perairan Jawa Timur, terutama di di Selat Madura dengan berbagai macam penyebab.
Baca juga: Bangkai Hiu Paus Temuan Nelayan Dibalut Kain Kafan Lalu Dikubur di Pantai Eretan Indramayu
Tiga ekor hiu paus kali ini merupakan kasus ke-10 tapi setiap kasus jumlahnya berbeda, terbanyak di Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan.
“Semakin banyak pemeriksaan yang kami lakukan, harapannya bisa mengetahui penyebabnya. Karena jenisnya berbeda tapi lokasinya sama. Kebetulan saat ini di bawah Jembatan Suramadu, di mana ketinggian airnya sangat dangkal. Apakah hiu-hiu paus itu menyeberang ketika surut kemudian kandas atau bagaimana? Masih kami kaji,” pungkasnya.
Pemerhati Biota Perairan Dilindungi UTM, Dr Haryo Triajie menduga tiga ekor hiu paus itu terbawa arus dari timur.
Mengingat pekan ini gelombang dan arus di perairan Selat Madura sangat kuat.
“Hiu-hiu paus itu jenis ikan yang dilindungi penuh. Kemungkinan terjadi kerusakan pada radar sehingga kehilangan arah,” singkatnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Tiga Ekor Hiu Paus Mati Terdampar di Pesisir Selat Madura, Tim Lakukan Pembedahan