Saat kejadian, para emak-emak melihat terdapat sekitar 20 orang pria yang berada di dalam Basecamp, terdapat 8 kamar sebagai tempat para pengguna menghisap sabu, bahkan ada pula sekitar 5 atau 4 orang pekerja untuk memfasilitasi para pengguna.
"Saat kita masuk, banyak orang didalam dan motornya ada juga didalam mereka nyabu. Mereka berhamburan kabur pas kami masuk, ada yang langsung bawa motor ada yang nyelamatin uang puluhan juta, kami dak mungkin nak nangkap lanang galo kami ibu-ibu," jelasnya.
Selain itu, sejumlah emak-emak tersebut menghitung sejumlah uang yang didapat dari tanggan pekerja serta melemparkan alat hisap serta plastik sabu yang kosong keluar Basecamp tersebut.
Menurutnya, keresahan masyarakat tersebut makin menjadi-jadi karena banyaknya remaja ABG ikut mondar-mandir kedalam Basecamp sabu tersebut. Bahkan putaran narkotika di Basecamp tersebut cukup besar selalu dipenuhi oleh para pengguna.
"Apalagi liat anak SMP SMA bolak-balik masuk kedalam ( Basecamp) ada yang bonceng 3 kan kita kasihan, resah dan mengebuh-ngebuh perasannya," sebut S.
Dia menegaskan, bahwa tidak semua tempat eks lokalisasi Payo Sigadung merupakan pemakaian narkoba, bahkan para pengguna datang dari berbagai wilayah di kota Jambi.
"Walaupun ini tempat lokalisasi tapi disini tidak semua pengguna narkoba," tergasnya.
Dari pantauan Tribun Jambi dan sejumlah awak media pada Minggu (23/7/2023) sore, Basecamp tersebut kini telah terpasang garis polisi dan tidak ada satu orang pun didalamnya.
Banyak Anak Usia SMP SMA Bolak Balik
Penggerebekan itu berawal dari keresahan warga yang kemudian meledak.
Menurutnya, keresahan warga menjadi-jadi karena banyak remaja ikut mondar-mandir dalam basecamp sabu tersebut.
S juga mengatakan putaran narkoba di basecamp tersebut cukup besar, karena selalu dipenuhi para pengguna.
"Apalagi liat anak SMP-SMA bolak-balik masuk ke dalam (basecamp). Ada yang bonceng tiga. Kan kita kasihan, resah dan mengebu-gebu perasaannya," tutur S.
S juga mengatakan para pengguna narkobat itu datang dari berbagai wilayah di Kota Jambi.
Pantauan Tribun Jambi pada Minggu (23/7) sore, basecamp tersebut kini telah dipasangi garis polisi. Tidak ada seorang pun di dalamnya.