Polisi mengatakan, laporan personel Kodam I/Bukit Barisan, Serka Holmes Sitompul, yang juga ayah dari korban masih tahap penyelidikan, belum ditingkatkan ke penyidikan.
Penyidik telah memeriksa lokasi kejadian di RS Bina Kasih untuk Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Namun demikian, belum diketahui apa saja yang menjadi temuan di sana.
Mereka berencana melakukan upaya jemput bola apabila dokter dan tenaga kesehatan tidak hadir undangan klarifikasi.
“Kalau misalnya enggak datang, nanti kita jemput bola. Anggota akan ke sana untuk percepatan,” katanya.
Sementara itu, pelapor, yakni Serka Holmes sudah diperiksa penyidik Rabu (26/7/2023) kemarin.
Saat dikonfirmasi, Serka Holmes membenarkan dia akan menjalani pemeriksaan.
Namun belum diketahui apa hasil pemeriksaan Serka Holmes.
Baca juga: Dugaan Kasus Malpraktik di Timika, Polisi Sudah Periksa 5 Orang Termasuk Suami Korban
Desak Kemenkes Tutup RS Bina Kasih
Massa dari Koalisi Peduli Kesehatan (KPK) Sumatera Utara sempat melakukan aksi mendesak agar Kementerian Kesehatan segera menutup RS Bina Kasih Medan.
Menurut Koordinator Aksi, Andrew Amanah Carnegie Hasibuan, ada dugaan kesengajaan oknum dokter membiarkan tangan pasien membusuk hingga nyaris diamputasi.
"Urat nadi anak tersebut terpotong, dan pihak RS Bina Kasih diduga sengaja melakukan pembiaran terhadap anak itu pasca operasi tangannya agar terjadi pembusukan yang bertujuan menghilangkan jejak jaringan urat tangan yang terpotong," kata Andrew, saat melakukan aksi di depan kantor Gubernur Sumut, Selasa (26/7/2023).
Andrew mengatakan, pihaknya menduga telah terjadi persekongkolan jahat sesama tenaga medis RS Bina Kasih terhadap keluarga korban.
Dugaan ini berdasarkan pengakuan orangtua RSS, yakni Serka Holmes Sitompul, yang merupakan anggota TNI AD aktif, bahwa RS Bina Kasih ngotot meminta Holmes untuk menghapus atau meghilangkan dokumentasi dalam bentuk foto dan video yang diambilnya pada setiap proses pengobatan terhadap anaknya di rumah sakit tersebut.