Penerbangan komersial perdana ditandai dengan mendaratnya pesawat maskapai Citilink QG-132 pada 6 Mei 2019 silam.
Operasi penuh bandara baru dimulai pada 29 Maret 2020 dengan dipindahkannya seluruh penerbangan berjadwal dari bandara lama.
Bandara berada di lahan seluas 600 hektar yang biaya pembangunannya menelan biaya hingga Rp12 triliun.
Bandara ini direncanakan akan memiliki terminal seluas 210.000 meter persegi dengan kapasitas 20 juta penumpang per tahun dan dilengkapi dengan hanggar seluas 371.125 meter persegi yang sanggup menampung sebanyak 28 unit pesawat.
Bandara ini juga dapat menampung pesawat berbadan lebar, seperti B777, B747, A380.
Lantas apa nama bandara itu?
Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo direkomendasikan sebagai tempat teraman apabila terjadi gempa bumi maupun tsunami.
Konstruksi bangunan bandara tersebut sudah menggunakan metode tahan gempa dan tsunami.
Baca juga: Perbaikan Rumah Warga Terdampak Gempa di Yogyakarta Mulai Dilakukan
Bandara YIA Kulon Progo merupakan satu-satunya bandara di ASEAN yang telah disiapkan untuk tahan gempa.
"Bahwa Bandara YIA di Kulon Progo itu satu-satunya bandara di ASEAN yang telah disiapkan untuk tahan gempa keguatan magnitudo 8.5 dan tsunami sampai ketinggian 10 meter," kata Dwikorita Karnawati.
Dari kondisi tersebut pihaknya mengimbau apabila terjadi situasi kedaruratan.
Saat terjadi gempa bumi atau tsunami masyarakat dapat ditampung di Bandara YIA karena memiliki tingkat ketahanan gempa yang baik. ( Tribunjogja.com )
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kepala BMKG Sebut Bandara YIA Kulon Progo Tahan Gempa dan Tsunami se-ASEAN