News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penangkapan Terduga Teroris

Waspada, Kotak Infak Disebar Terduga Teroris di Solo Raya, Digunakan untuk Beli Bahan Peledak

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kotak amal terduga teroris di Solo Raya. Kelima terduga teroris di Solo menyebarkan kotak amal yang dijadikan sumber pendanaan aksi teror.

Sejak tahun 2008 hingga 2014, S berstatus anggota JAT, kemudian pada 2014 S menjadi pendukung simpatisan ISIS.

Sementara itu, PPID Densus 88 Anti Teror Polri, Kombes Pol Aswin Siregar menyatakan S masih ada hubungannya dengan tersangka bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung.

Sejumlah barang yang disita oleh Densus 88 Antiteror saat menggeledah rumah terduga teroris berinisal S di Banyudono, Boyolali, Jumat (4/8/2023) (Tribunsolo.com/Zharfan Muhana)

Menurutnya S belajar merakit bom dari murid dokter Azhari.

"S ini adalah keturunan atau anak didik dari dedengkot ahli bom dan teror. Kita tahu dokter Azahari," bebernya.

S diduga ikut merakit bom yang digunakan tersangka Agus Muslim untuk melakukan aksi bom bunuh diri.

"Dalam kasus bom Astana Anyar, S bahkan mengantar sendiri, mengirim sendiri, barang paket yang akan di ledakan tersebut kepada AM," tuturnya.

Baca juga: Densus 88 Cari Bukti di Tempat Pembuangan Sampah Terduga Teroris di Pinggir Sungai di Boyolali

S Jarang Bersosialisasi dengan Warga

S ditangkap saat berada di jalan sekitar rumahnya pada Jumat (28/7/2023) lalu.

Berdasarkan keterangan dari ketua RT setempat, Ngadino, terduga teroris berinisial S dan anggota keluarganya memiliki profesi yang sama yakni penjahit.

"Bapaknya (S) itu penjahit, terus ngajarin (jahit) anak yang pertama terus sampai anak-anak yang lain," bebernya, Jumat (28/7/2023).

Ia menambahkan S merupakan sosok yang tertutup dan jarang berinteraksi dengan masyarakat.

"Orangnya tertutup. Tidak seperti kita-kita masyarakat biasa gitu," sambungnya.

Tidak hanya jarang berinteraksi dengan warga, S juga jarang terlihat salat berjamaah di masjid desa dan memilih berjamaah dengan kelompoknya.

"Kalau salat (wajib) di Musala sana, kalau Jumatan ke Masjid sana," imbuhnya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSolo.com/Tri Widodo/Anang Ma'ruf)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini