TRIBUNNEWS.COM, BONTANG - Fitri Ramadani korban terkaman buaya di Bontang dirujuk ke Rumah Sakit AWS Samarinda lantaran di RS PKT Bontang tempatnya dirawat tak memiliki alat pemeriksa Bronkoskopi.
Diketahui Bronkoskopi adalah tindakan medis yang bertujuan untuk melakukan visualisasi trakea dan bronkus, melalui bronkoskop, yang berfungsi dalam prosedur diagnostik dan terapi penyakit paru.
Hospital Liaison Officer (HLO) RS PKT Bontang Nanik Tunggal mengatakan, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan RS AWS Samarinda mengenai ketersediaan kamar pasien.
Setelah selesai, Fitri kemudian akan dirujuk ke RS AWS Samarinda.
Baca juga: Kondisi Fitri Usai Diterkam Buaya di Bontang, Sempat Jalani Operasi, Kini Masih Gunakan Ventilator
Fitri sebelumnya telah menjalani operasi luka gigitan dan saluran pernapasan.
Proses operasinya pun berjalan lancar.
"Jadi pasien akan dirujuk ke AWS untuk mendapat penanganan lebih lanjut," ungkapnya, Jumat (11/8/2023).
Tujuan dirujuk ke RS AWS lantaran harus menjalani pemeriksaan Bronkoskopi untuk mengetahui kondisi paru-paru dan saluran pernapasan pasien.
"Pasien harus dirujuk ke RS AWS Samarinda karena kami belum punya alatnya," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Fitri Ramadani (27), warga Bontang diterkam buaya di Guntung Bontang, Selasa (8/8/2023).
Fitri menderita luka parah di bagian kaki dan paha kanannya pasca diserang buaya.
Korban mendapat 4 luka gigitan di beberapa bagian tubuh.
Namun yang parah bagian perut kanan bawah dan bagian lipatan paha kanan.
Baca juga: Pak Ambo Pastikan Bukan Buaya Riska Sahabatnya yang Serang Fitri & Suami Hingga Terluka Parah
Di bagian paha kanan ada dua titik luka dan patah tulang.
Selain itu korban juga mengalami infeksi paru-paru dan harus menjalani operasi akibat terkaman buaya.
Sebab informasinya, korban sempat ditarik lama ke dalam air.
Kronologi Fitri Diterkam Buaya
Menurut pengakuan seorang saksi mata, peristiwa itu terjadi saat Fitri berencana membawakan makan malam untuk suaminya yang seharian belum pulang.
Saat coba mendekat ke perahu suaminya, Fitri seketika diterkam buaya.
Fitri pun langsung teriak histeris.
Tubuh Fitri sempat ditarik buaya hingga sejauh 10 meter dari bibir sungai payau.
"Jadi pas turun antarkan makan suami, kakinya Fitri langsung diterkam dan ditarik sekira 10 meter," ungkap Ferdi, salah satu saksi, Rabu (9/8/2023).
Sang suami yang melihat Fitri diterkam buaya langsung memberikan pertolongan dengan memukul buaya tersebut.
Bahkan suami sempat memasukkan kakinya ke mulut buaya agar kaki istrinya bisa terlepas.
Baca juga: Pria di Bontang Rela Masukkan Kaki ke Mulut Buaya Agar Kaki Istrinya Terlepas dari Gigitan Buaya
Warga yang melihat kejadian itu juga turut memberikan pertolongan dengan memukul badan buaya menggunakan pakai balok.
"Kurang lebih sejam kami melawan buaya, baru akhirnya kaki Fitri bisa terlepas," terangnya.
Setelah lepas dari terkaman buaya, Fitri dan suaminya pun langsung dilarikan ke RS PKT karena mendapat luka berat di kakinya.
Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Tak Miliki Alat Bronkoskopi di RS PKT Bontang, Korban Diterkam Buaya Dirujuk ke RS AWS Samarinda