TribunBengkulu.com, Ahmad Sendy Kurniawan Putra
TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU SELATAN - Penyidik Polres Bengkulu Selatan memanggil sejumlah saksi untuk mengungkap kasus perkelahian antara dua keluarga yang menewaskan 3 korban di Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu.
"Pemerintah desa lokasi kejadian sudah dilakukan pemanggilan untuk dimintai keterangan," kata Kapolres Bengkulu Selatan AKBP Florentus Situngkir S.IK.
Kapolres mengatakan kasus tersebut akan mendapatkan titik terang setelah Iin bisa dimintai keterangan.
Namun untuk pemanggilan saksi yang lain, setidaknya sudah bisa membuka bagaimana awal mula peristiwa tersebut sampai terjadi.
Baca juga: Perkelahian 2 Keluarga di Bengkulu Menewaskan 3 Orang, Iin yang Dirawat di RS Kini Jadi Saksi Kunci
"Yang tahu persis itu korban (Iin,red) yang masih dirawat. Tetapi sampai saat ini korban sama sekali belum bisa dimintai keterangan. Tetapi dengan saksi yang lain sudah diambil keterangan, setidaknya sudah ada gambaran bagaimana peristiwa tersebut terjadi," ujar kapolres.
Sementara itu kondisi Iin mulai berangsur membaik, dan masih dalam pengamanan polisi.
"Sudah terus berangsur membaik. Sampai kini korban tetap dijaga dengan pengamanan personel Polres Bengkulu Selatan," jelas kapolres.
Diketahui perkelahian antara dua keluarga di Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu berakhir tragis.
Peristiwa ini terjadi Senin (14/8/2023) pukul 09.47 WIB, di lokasi hamparan Sawah Ulu Kurawan Desa Sebilo, Kecamatan Pino, Kabupaten Bengkulu Selatan.
Perkelahian tersebut melibatkan dua kakak adik, Dudi Sunsari (40) alias Dodi dan Jono (41), warga Desa Padang Mumpo dengan ayah dan anak, Kani Hartono (44) - Iin Fernando (29) warga Desa Batu Kuning.
Tiga dari empat orang yang terlibat perkelahian itu tewas di lokasi kejadian.
Mereka yang tewas masing-masing Dudi Sunsari (40) alias Dodi dan saudaranya Jono, warga Desa Padang Mumpo; serta Kani Hartono (29), warga Desa Batu Kuning.
Baca juga: 3 Pria Terlibat Perkelahian di Semarang, Seorang Tewas, Dua Lainnya Terluka
Sementara itu putra Kani bernama Iin Fernando (29) dalam kondisi kritis karena menderita sejumlah luka akibat senjata tajam.
Iin kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Hasanuddin Damrah (RSHD) Manna.
Iin menjadi saksi kunci dalam peristiwa ini.
Dipicu Soal Perebutan Batas Lahan
Informasi yang dihimpun TribunBengkulu.com, peristiwa itu terjadi di lokasi hamparan Sawah Ulu Kurawan, Desa Sebilo, Kecamatan Pino, Kabupaten Bengkulu Selatan, Senin (14/8/2023) pukul 09.47 WIB.
Perkelahian berujung tewasnya 3 orang ini diduga dipicu konflik lama antara dua keluarga, soal perebutan batas lahan.
Pemicu duel maut antara Kani - Iin yang merupakan ayah dan anak dengan Jono-Dodi (kakak adik) diduga kuat karena permasalahan lama, saling klaim lahan persawahan.
Bahkan permasalahan ini sempat dimediasi namun gagal karena kedua keluarga keukeh dengan pendapatnya masing-masing.
Warga Desa Batu Kuning Ardianto mengatakan, pemicu perkelahian berujung maut ini diduga masih faktor permasalahan lama, yaitu saling klaim lahan sawah.
"Kalau cerita-ceritanya permasalahan lama. Saling akui lahan persawahan tempat lokasi kejadian tersebut," kata Ardianto, yang juga Kades Batu Kuning Terpilih.
Baca juga: Pinjam Uang Tak Diberi Picu Perkelahian 2 Kepala Toko hingga Menewaskan Salah Satu di Antaranya
Diketahui Desa Batu Kuning terletak bertetangga dengan desa yang menjadi TKP duel maut antara dua keluarga ini yakni Desa Sebilo.
Menurut Ardiyanto, lahan persawahan tersebut memang milik keluarga Kani.
Namun, menurut keterangan Jono, persawahan tersebut sudah dijual oleh salah seorang keluarga Kani.
Kemudian, permasalahan tersebut dilanjutkan pembuktian dengan memanggil orang yang diduga menjual lahan tersebut.
Setelah dipanggil dan dipertemukan, keluarga Kani yang disebut-sebut sudah menjual lahan sawah itu membantah pernyataan Jono.
Kani mengaku tidak pernah menjual lahan sawah ke Jono.
"Kalau ceritanya sawah tersebut sudah dibeli oleh orang tua Jono dari salah satu saudara Kani," kata Ardianto.
"Setelah dipertemukan dengan saudara Kani yang disebut menjual lahan kepada keluarga Jono, saudara Kani ini menyatakan tidak pernah menjualnya. Nampaknya, saling tidak terima lalu terjadilah perkelahian ini," jelas Ardianto.
Sementara itu, awal mula perkelahian berujung maut sampai saat ini belum diketahui.
Lantaran, tidak ada saksi mata yang melihat kecuali Iin yang kini dalam kondisi kritis.
Sementara itu Kepala Desa Ganjuh, Yayan Maryadi membenarkan kejadian perkelahian antara dua keluarga berujung maut tersebut.
Saat ini pihaknya bersama dengan personel TNI-Polri tengah menuju lokasi untuk melakukan evakuasi terhadap korban duel yang meninggal dunia.
"Benar ada. Tapi untuk korban belum jelas siapa. Yang baru tau ini, Jono dan Dodi itu saudara merupakan warga Desa Padang Mumpo. Dan informasi 2 lagi warga Desa Batu Kuning, tapi belum tahu namanya," ungkap Yayan.
Sementara, untuk menuju lokasi duel maut itu harus membutuhkan kendaran khusus yang telah dimodifikasi.
"Jauh lokasi kejadian. Hanya bisa dijangkau menggunakan kendaraan khusus yang telah dimodifikasi," jelas Yayan.
"2 orang bersaudara Jono dan Dodi meninggal dunia. Yang dua bersaudara lagi satu meninggal satu dalam kondisi luka-luka," kata Yayan.
Artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Korban Duel Maut di Bengkulu Selatan Berangsur Pulih, Polisi Mulai Panggil Sejumlah Saksi