Yang pertama, pihak DLH Kota Serang hanya memiliki 37 armada pengangkut sampah.
"Armada pengangkut jalan semua, cuman ya itu sampah liar justru lebih banyak," katanya.
Faktor kedua yakni kurangnya masyarakat membayar retribusi sampah.
Ia mengatakan, beberapa retribusi sampah tidak masuk ke DLH Kota Serang.
"Masyarakat yang selama ini tidak membayar retribusi dan ada juga masyarakat sudah membayar retribusi tapi tidak sampai ke kita karena mereka pakai cartor langsung ke TPS," katanya.
Terakhir, adanya defisit anggaran yang membuat pemungutan sampah jadi terlambat.
"Anggaran tersebut akan ter-cover di anggaran perubahan dan semaksimal mungkin kita normalkan kembali," katanya.
Namun saat ditanya besaran anggaran, Farach tak merincinya.
"Untuk anggarannya saya tidak hafal, yang penting sudah ada solusinya karena sudah dianggarkan diperubahan dan sudah ada kepastian baru nanti dibayarkan," katanya.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunAmbon.com, M Fahroni Slamet)