"Saya lihat badannya sudah dingin, keluar busa di hidung, karena sempat (bagian depan tubuh korban) berusaha ditekan seperti di pompa oleh teman-temannya, detak jantung enggak ada, sempat kita bantu buatkan nafas buatan, kondisinya sudah dingin," katanya.
Wibowo kemudian turun untuk menghubungi rekan sesama relawan.
Ia juga memberi tahu ada seorang pendaki yang membutuhkan pertolongan.
Mengutip Kompas.com, korban pun langsung dievakuasi oleh para relawan menuju Pos 1.
Baca juga: Pendaki Asal Jakarta yang Alami Cidera Kaki di Gunung Kerinci Berhasil Dievakuasi Tim SAR Gabungan
"Digotong pakai peralatan seadanya seperti kayu, tali, matras, diangkat berdua secara bergantian karena jalur pendakian sempit, mulainya sekitar jam 10 lebih, selesai sekitar jam 12 siang lebih, setelah dengar azan Dzuhur," katanya.
Wibowo berujar, teman-teman korban mengungkapkan bahwa korban baru pertama kali mendaki gunung.
Korban melakukan pendakian bersama enam orang temannya sejak Jumat (18/8/2023).
Ia juga mengatakan, pada hari pertama, korban sudah tak merasa tak enak badan dan berhenti di Pos 2 pada Jumat Malam.
Korban ditinggal dengan satu teman perempuan, sedangkan lima temannya tetap melanjutkan perjalanan.
"Teman-temannya baru kembali hari kedua, Sabtu (19/8/2023), jam 11 malam, kemudian korban bersama teman-temannya menginap. Paginya kata temannya tadi (hari ini), kondisi korban sempat sudah agak enakan, sempat memakai sepatu, tetapi kemudian pingsan sekitar jam 7-8 pagi," katanya.
(Tribunnews.com, Renald)(Suryamalang.com, Dya Ayu)(Kompas.com, Nugraha Perdana)