TRIBUNNEWS.COM - Warga Dusun Wanarata, Desa Kalitapen, Purwojati, Banyumas Jawa Tengah sudah terdampak musim kemarau sejak dua bulan lalu.
Sejak beberapa bulan lalu, warga yang bermukim di puncak perbukitan sudah kesulitan air bersih.
Sumber air terdekat nampak sudah mengering.
Sudah sekitar 2 bulan warga di Dusun Wanarata mengalami kekeringan.
Bahkan mendapatkan air bersih warga harus menunggu dengan sabar mata air mengalir dan mengisi cerukan tanah.
Baru kemudian warga bisa mengambilnya menggunakan gayung untuk dimasukan ke ember atau wadah lain.
Baca juga: Jateng Hadapi Musim Kemarau, Perusahaan Air Bersih Diminta Perluas Cakupan
Tak hanya itu untuk mendapatkan air di sumber tersebut, warga juga harus bergiliran atau sudah dijadwal bergantian supaya tidak berebut.
Untuk menandai antrean warga meninggalkan berbagai wadah air di dekat lokasi sumber mata air.
"Iya tidak ada lagi soalnya, sumur juga sudah kering.
Sudah lama, rumahnya jauh di ujung, ini harus antre dan bergilir, muter hampir 24 jam muternya dan dapat paling 4 emper, 5 ember, buat minum segala macam, namanya air," kata warga setempat, Jatiyem kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (24/8/2023).
Air itu digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti minum dan memasak.
Sedangkan MCK warga harus pergi ke tempat lain yang jaraknya lebih jauh dari permukiman mereka.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Banyumas, Budi Nuhroho mengatakan Indonesia sedang ada fenomena el nino yang dari informasi bmkg puncak - puncaknya bisa sampai November.
"Karena mulainya kemarau di dasarian akhir bulan Juli atau 10 hari akhir bulan juli sudah mulai kemarau untuk di wilayah utara Banyumas.