Hingga artikel ini ditulis, video tersebut telah disaksikan sebanyak lebih dari 228 ribu kali.
Para warganet pun memberikan berbagai tanggapan di kolom komentar.
Ada yang menyebut angin puyuh hingga angin gembul.
Lantas fenomena apa itu sebenarnya?
Penjelasan BMKG soal Tornado Pusaran Angin di Candi Arjuna Dieng
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Agita Vivi mengatakan fenomena tersebut bernama dust devil.
Menurut Vivi, dust devil bisa terjadi ketika adanya pemanasan permukaan tanah yang lebih kuat dan signifikan dibandingkan area sekitarnya.
Fenomena dust devil biasa terjadi pada kondisi cuaca cerah dengan langit biru dan sedikit awan pada wilayah yang cukup lapang.
Vivi pun menjelaskan bahwa dust devil berbeda dengan angin puting beliung.
"Fenomena ini berbeda dari puting beliung atau lesus," jelas Vivi dikutip dari Kompas.com pada Rabu (23/8/2023).
"Karena puting beliung atau lesus terjadi akibat pusaran udara yang berasal dari awan comulonimbus," lanjutnya.
Lebih lanjut, Vivi mengatakan bahwa fenomena dust devil lazim terjadi pada musim kemarau karena pemanasan permukaan yang lebih kuat.
"Hal ini karena pada musim kemarau, jumlah tutupan awan di atmosfer minimal, sehingga panas matahari dapat maksimal sampai ke permukaan bumi," jelas Vivi.
Baca juga: Salju Abadi di Puncak Jaya Terancam Punah akibat Perubahan Iklim, Ini Kata BMKG
Sementara itu, menurut Vivi, angin puting beliung cenderung lebih sering terjadi pada musim peralihan yang biasa didominasi pembentukan awan Comulonimbus pada siang hingga sore hari.
Saat terjadi dust devil, BMKG mengimbau masyarakat agar menjauhi pusaran angin agar tidak mengalami dampak debu dari angin tersebut.