News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kejanggalan Kematian Dosen UIN Surakarta, Motif Pembunuhan hingga Suara Langkah Kaki di Atap Rumah

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dwi Feriyanto, kuli bangunan tersangka pembunuhan dosen UIN RM Said, Surakarta, Wahyu Dian Silviani di rumah korban kompleks perumahan Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah

Lokasi penemuan jasad tersebut bukanlah rumah Dian, melainkan rumah temannya.

Dugaan sementara, Dian tewas dibunuh usai ditemukan luka sayatan di tubuhnya.

Salah satu teman Dian berinisial F mengaku sempat berkomunikasi dengan korban pada Minggu (20/8/2023) melalui pesan Instagram.

Baca juga: Dosen Muda di Sukoharjo Jateng Diduga Jadi Korban Pembunuhan, Polisi Temukan Bekas Luka di Jenazah

Dian juga masih berkomunikasi dengan temannya melalui WhatsApp pada Rabu (23/8/2023) pukul 22.00 WIB.

Ia mengaku tidak pernah mendengar Dian memiliki masalah dan kaget setelah melihat jasadnya ditemukan di dalam rumah.

"Dia tidak pernah ada masalah apa-apa setahu kita. Orangnya baik. Kebetulan lagi persiapan beasiswa LPDP," terangnya, Kamis, dikutip dari Kompas.com.

F menambahkan Dian tinggal seorang diri, namun rumahnya sedang proses renovasi sehingga menumpang sementara di rumah yang kini menjadi tempat kejadian perkara (TKP) penemuan jasad.

"Di rumah sendiri. Jadi rumahnya (korban) yang direnov ini. Dia tinggal di tempat temannya yang juga selesai renov. Numpang sementara (rumahnya direnov)," imbuhnya.

Pada hari Kamis (24/8/2023), Dian sama sekali tidak bisa dihubungi sehingga F berinisiatif untuk mendatangi tempat tinggalnya.

Baca juga: Dosen Wanita Ditemukan Tewas, Polres Sukoharjo Lakukan Penyelidikan, Diduga Korban Pembunuhan

"Dari tadi kita nyari-nyari tidak ada. Saya sama temen saya ke sini. Kita kan tidak punya kunci. Jadi minta tolong dibukakan pak tukang," bebernya.

Namun, saat hendak masuk F melihat bercak darah dan langsung melapor ke polisi.

"Saya tidak lihat (pertama kali pintu dibuka). Tidak berani. Intinya ada bercak darah di situ. Terus minta tolong orang masuk, terus minta keluar aja telepon polisi," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSolo.com/Anang Ma'ruf) (Kompas.com/Labib Zamani/Idham Khalid)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini